Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Author, BNSP Certified Screenwriter, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Viral: Dibalik Gemerlap Oriental Circus Indonesia Terungkap Dugaan Perbudakan di Taman Safari!

17 April 2025   14:17 Diperbarui: 17 April 2025   14:37 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penggemar sirkus di Indonesia mungkin pernah mendengar Oriental Circus Indonesia (OCI) yang ternyata dalam beberapa hari ini mencuat berita penuh tragedi!

Bak kisah dongeng nan memilukan, kisah penyiksaan terhadap para pemain sirkus, terungkap lewat kisah "mengerikan" mengenai perlakuan mereka di dalam Oriental Circus Indonesia.

Kasus dugaan perbudakan modern dalam dunia hiburan ini kembali mencuat dan membuat publik geram. Kali ini, sorotan mengarah OCI yang diketahui berada di bawah manajemen Taman Safari Indonesia. 

Di balik gemerlap lampu sirkus dan tepuk tangan penonton, tersimpan kisah pilu para mantan pemain yang merasa diperlakukan layaknya budak di negeri sendiri.

Isu ini mulai viral setelah sebuah video pengakuan para mantan pemain OCI beredar luas di media sosial dan platform video digital. 

Dalam tayangan tersebut, mereka menceritakan bagaimana selama bertahun-tahun hidup mereka seolah 'digadaikan' untuk mempertahankan tontonan yang disebut-sebut sebagai pelestarian budaya. 

Beberapa dari mereka bahkan menangis saat mengungkapkan bahwa mereka pernah dirantai, disetrum, dan dipisahkan dari anak-anak mereka.

Dilansir dari video unggahan kanal YouTube Mataram Times yang tayang pada April 2025, kesaksian yang paling menggemparkan datang dari seorang ibu yang kehilangan kontak dengan anaknya selama bertahun-tahun karena harus mengikuti jadwal sirkus tanpa henti. 

Ia mengaku sempat mencoba kabur, namun malah diperlakukan lebih kejam. "Kami bukan artis, kami budak," ujar salah satu narasumber dengan suara bergetar.

Menurut dari pengacara korban, Muhammad Soleh, yang kerap dipanggil Cak Sholeh, praktik yang dialami kliennya sudah masuk kategori perbudakan modern dan pelanggaran hak asasi manusia berat. 

Ia menyebutkan, selain bekerja tanpa upah yang layak, mereka juga tak memiliki kebebasan untuk menentukan masa depan mereka sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun