Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Author, BNSP Certified Screenwriter, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Diet Sampah Saat Ramadan, Mulai dari Sampah di Tubuh dan Juga di Lingkungan

14 Maret 2025   07:34 Diperbarui: 14 Maret 2025   07:34 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diet Sampah Saat Ramadan, Mulai dari Sampah di Tubuh dan Juga di Lingkungan, Photo by Tom Fisk:pexels.com

Hal itu disampaikannya saat berbagi ilmu kepada ratusan mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman mengenai pengelolaan sampah di Banyumas dalam Talkshow Kementerian LHK pada Kamis,15 Februari 2023 di Auditorium Unsoed.

Ditemuai seusai acara, Dirjen Pengelolaan Limbah, Sampah dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Rosa Vivien Ratnawati mengakui Banyumas memang salah satu kabupaten terbaik dalam pengelolaan sampah dengan prosentase sampah yang dibuang ke TPA hanya 9%.

"Dan hal ini, kami jadikan percontohan untuk daerah-daerah lain hingga ke luar negeri. Bahkan inovasi sampah Banyumas juga dibawa ke Bangkok, Thailand untuk pembelajaran PBB dalam pengelolaan sampah," ujarnya.

Kedua model ini menunjukkan bahwa diet sampah dalam skala lingkungan bisa dilakukan dengan kebijakan yang ketat dan edukasi masyarakat yang tepat.

Diet Sampah dalam Tubuh: Mengurangi Junk Food untuk Hidup Sehat

Selain di lingkungan, diet sampah juga perlu diterapkan dalam pola konsumsi makanan. Junk food atau makanan olahan tinggi gula, garam, dan lemak trans telah terbukti berdampak buruk bagi kesehatan. 

Dikutip dari berbagai penelitian medis, konsumsi makanan semacam ini dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes, dan penyakit jantung. Sayangnya, banyak orang yang masih gemar mengonsumsi makanan cepat saji karena praktis dan terjangkau.

Sebagai solusi, pola makan yang lebih alami dan sunnah dapat menjadi pilihan yang lebih sehat. Dalam Islam, puasa dianjurkan sebagai salah satu bentuk pengendalian diri, termasuk dalam memilih makanan.

Dikutip dari berbagai kajian kesehatan, puasa dapat membantu tubuh melakukan detoksifikasi alami, memperbaiki metabolisme, serta meningkatkan daya tahan tubuh. 

Dengan mengurangi konsumsi makanan olahan dan menggantinya dengan makanan alami seperti buah, sayur, dan biji-bijian, seseorang bisa mendapatkan manfaat maksimal dari puasa tanpa membahayakan kesehatannya.

Banyak orang salah kaprah bahwa puasa bisa membuat tubuh lemas dan sakit, padahal jika dilakukan dengan pola makan yang benar, puasa justru bisa menjadi terapi alami bagi tubuh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun