Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Author, BNSP Certified Screenwriter, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Hotman Paris Vs Razman Nasution: Tragedi Terpuruknya Hukum di Negeri Ini

7 Februari 2025   07:43 Diperbarui: 7 Februari 2025   07:43 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perseteruan antara dua pengacara kondang, Hotman Paris Vs Razman Nasution, kembali menjadi sorotan, dan kali ini benar-benar memalukan.

Konflik Hotman Paris Vs Razman Nasution ini bermula dari tuduhan Razman yang menyebut Hotman melakukan pelecehan terhadap mantan asistennya, Iqlima Kim. 

Merasa hal itu tidak benar dan namanya tercemar, Hotman melaporkan balik Razman atas dugaan pencemaran nama baik.

Kasus ini pun berlanjut hingga ke Bareskrim Polri. Setelah melalui berbagai proses hukum, Razman akhirnya ditetapkan sebagai tersangka. 

Namun, alih-alih menerima keputusan tersebut dengan kepala dingin, ia justru mengamuk dan melontarkan berbagai pernyataan kontroversial.

Penyebab Kemarahan Razman

Dilansir dari berbagai media, Razman Nasution tak terima dirinya ditetapkan sebagai tersangka. 

Ia menuding ada kejanggalan dalam proses hukum yang dijalaninya. Ia juga menyebut bahwa dirinya telah bersikap kooperatif, namun tetap dijadikan tersangka.

Dalam berbagai kesempatan, Razman kerap melontarkan pernyataan bernada keras terhadap lawannya. Ia menganggap kasus yang menyeret namanya sebagai perkara sepele dan mengklaim bahwa dirinya sedang menjadi korban dari permainan hukum.

Sikap emosional Razman ini tentu menjadi perhatian. Sebagai seorang advokat, seharusnya ia memahami bahwa setiap tindakan hukum harus melalui proses yang berlaku. 

Pernyataannya yang terkesan meremehkan justru berpotensi memperkeruh keadaan dan merusak citra profesinya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun