Mohon tunggu...
Dima Noor Ziehad
Dima Noor Ziehad Mohon Tunggu... Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Tertarik pada bidang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Menyelami Rahasia Agribisnis & Resiliensi Ponpes Al-Ittifaq

10 Juli 2025   20:15 Diperbarui: 10 Juli 2025   20:15 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa Prodi Magister Manajemen Pendidikan Islam UIN Bandung melakukan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) di Ponpes Al-Ittifaq, Ciwidey

Suasana sejuk Ciwidey menyambut kedatangan rombongan mahasiswa dan dosen program studi Magister Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung di Pondok Pesantren Al-Ittifaq, Sabtu (21/6/2025). Kunjungan ini bukan sekadar studi banding biasa, melainkan sebuah perjalanan untuk menyelami filosofi agribisnis dan resiliensi dari sebuah pesantren yang memiliki sejarah transformatif yang luar biasa.
Para peserta yang memulai perjalanan dari Kampus II Pascasarjana UIN SGD Bandung diajak untuk melihat langsung jantung operasi agribisnis Al-Ittifaq. Dipandu oleh Teh Silvi, perwakilan pesantren, rombongan mendapat kesempatan untuk memahami bagaimana sebuah lembaga pendidikan Islam tradisional berhasil mentransformasi diri menjadi pusat agribisnis modern yang memasok produk-produk berkualitas ke supermarket-supermarket besar.

Sesi Berkeliling Perkebunan

Mempelajari sistem penerapan teknologi dalam pertanian di rumah kaca (greenhouse).
Mempelajari sistem penerapan teknologi dalam pertanian di rumah kaca (greenhouse).
Perjalanan edukasi dimulai dengan kunjungan ke area perkebunan dan rumah kaca (greenhouse) yang menjadi jantung produksi Al-Ittifaq. Greenhouse modern digunakan untuk menanam komoditas seperti timun Jepang. Mahasiswa mengamati penerapan teknologi pertanian presisi, mulai dari penggunaan plastik UV untuk melindungi tanaman, hingga sistem irigasi tetes (drip irrigation) yang mengalirkan air langsung ke akar tanaman selama satu menit sebanyak lima kali sehari untuk menghemat air. Di dalam greenhouse, tanaman dibudidayakan menggunakan polybag dengan pemupukan rutin setiap minggu. Untuk menjaga sterilitas dan produktivitas, dilakukan prosedur khusus setelah panen, yaitu membongkar total media tanam yang lama dan menggantinya dengan yang baru, lalu membiarkannya selama satu bulan sebelum siklus tanam berikutnya.

Sementara itu, di lahan terbuka (open field), para mahasiswa melihat budidaya komoditas unggulan seperti cabai, stroberi, dan daun bawang. Daun bawang menjadi salah satu komoditas utama dengan permintaan pasar yang tinggi, dengan panen harian mencapai minimal 3 kuintal hingga maksimal 1 ton. Produk-produk ini dipasarkan ke berbagai kota besar seperti Bandung dan Jakarta, dengan kerja sama strategis bersama supermarket Lotte untuk menjaga stabilitas harga.

Keberhasilan Al-Ittifaq dalam sektor perkebunan tidak terlepas dari komitmen untuk terus berinovasi dan mengadopsi teknologi baru. Pesantren ini menunjukkan bahwa institusi pendidikan Islam tidak hanya fokus pada aspek spiritual, tetapi juga mampu menjadi pionir dalam pengembangan ekonomi kreatif berbasis agribisnis. Sistem irigasi yang efisien, pemilihan bibit unggul, dan penerapan good agricultural practices menjadi kunci keunggulan produk mereka.

Sesi Budidaya Jamur

Mempelajari proses budidaya jamur mulai dari media tanam hingga pengendalian penyakit.
Mempelajari proses budidaya jamur mulai dari media tanam hingga pengendalian penyakit.
Bagian yang tak kalah menarik dari kunjungan ini adalah sesi pembelajaran tentang budidaya jamur tiram yang telah menjadi salah satu unggulan Al-Ittifaq. Proses budidaya jamur yang dipraktikkan di pesantren ini menggabungkan metode tradisional dengan teknologi modern, menciptakan sistem produksi yang efisien dan berkelanjutan.

Media tanam jamur dibuat dari campuran yang telah teruji, terdiri dari satu kuintal bubuk gergaji, lima kilogram dedak, dan dua kilogram kaptan (kapur tanah). Pemilihan bahan baku ini sangat selektif, karena tidak semua jenis kayu cocok untuk budidaya jamur. Sebagai contoh, kayu pinus yang mengandung getah tidak dapat digunakan karena akan menghambat pertumbuhan jamur.

Proses sterilisasi media tanam dilakukan dengan pengukusan menggunakan gas selama 12 jam, dari pukul 6 pagi hingga 6 sore. Ruang steam dirancang dengan sistem keamanan khusus untuk mencegah kebocoran gas yang dapat membahayakan proses sterilisasi. Setelah pengukusan, media tanam didinginkan dalam ruang khusus dengan suhu yang dikontrol ketat antara 18 hingga 24 derajat Celsius.

Tahap selanjutnya adalah inokulasi bibit jamur yang dilakukan secara steril dengan tangan yang telah disemprot alkohol. Media tanam yang telah diberi bibit kemudian disimpan dalam ruang inkubasi tertutup selama satu bulan pada suhu 20-24 derajat Celsius untuk menunggu pertumbuhan spora jamur. Setelah spora tumbuh sempurna dan berwarna putih, media tanam dipindahkan ke ruang growing dengan kondisi yang berbeda.

Di ruang growing, suhu dijaga lebih dingin yaitu antara 15 hingga 18 derajat Celsius, dengan kelembaban dan sirkulasi udara yang dikontrol ketat. Pencahayaan juga diatur khusus agar tidak terkena cahaya penuh, dengan intensitas minimal 25%. Sistem ini memastikan pertumbuhan jamur yang optimal dan kualitas produk yang konsisten.

Hasil panen jamur cukup menjanjikan. Setiap plastik media tanam dapat menghasilkan minimal satu ons hingga maksimal satu kilogram jamur. Panen dilakukan sekitar seminggu sekali dengan masa produktif mencapai tiga bulan, yang dapat dipercepat menjadi dua bulan. Namun, budidaya jamur menghadapi tantangan utama berupa perubahan cuaca dari musim kemarau ke musim hujan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan.

Pengendalian penyakit menjadi aspek krusial dalam budidaya jamur. Kontaminasi biru masih memungkinkan produksi namun tidak maksimal, sementara penyakit oncom yang berwarna kuning sangat merusak dan mudah menular. Pencegahan dilakukan dengan menjaga kelembaban dan suhu ruangan, menghindari kebocoran plastik saat pengukusan, serta segera memisahkan media tanam yang terinfeksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun