Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ini Hujan Tak Kunjung Bubar

21 Desember 2021   12:44 Diperbarui: 21 Desember 2021   12:57 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tadi hujan
Berawal dari gerimis beruntun jadi guyuran
Payung ku masih di warung
Hanya mantel seharga sepuluh ribu
Membungkus dari ujung kepala sampai lutut

Petir menyalak
Seraya jantungku berdebar
Ini hujan, tak kunjung bubar

Jadwalku padat
Tak bisa kutolak
Tak peduli, hujanpun tak sekedar kutatap
Mari, berjalan ditengah hujan

Kupasang mantel, sepasang sendal jepit
Berjalan diatas genangan

Sesekali menepi, dibawah tembok
Tak ada atap, hanya awan yang gelap

Tak kerja tak makan
Pepatah bukan buaian

Kutuliskan cerita ini diatas bus kota
Dari lutut sampai telapak kaki kedinginan
Celana ku diterpa hujan.
mereka tak kukenal menatapku

"Kita pernah mengalami hal yang sama
Tapi waktunya saja yang berbeda"

Pesan dibawah awan, aku masih baik baik saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun