Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Evolusi Jiwa Waktu

24 April 2020   09:34 Diperbarui: 24 April 2020   16:34 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lensa muhamadiyah.com

Dia bukanlah  siang dan malam
Mereka hanya sepasang  kemurnian
Lahir dikala subuh dan mati dikala senja
Kemudian kembali ke rantai cakrawala


Bagiku waktu bukan jam dinding yang berdetak
Dua belas angka yang tak bisa digugat
Yang menghantui jiwa dan ragamu


Bagiku waktu bukan empat musim
Yang berkamuflase, iitu adalah tuntutan alam
Dan kau tidak bisa bertahan di satu musimpun


Bagiku waktu bukan hari yang dihitung
Hingga esoknya kau berjanji, bahwa Senin itu tak terhingga


Waktu bukan sekedar
Kemaren, hari ini, esok dan lusa
Tapi waktu adalah evolusi jiwa manusia
Lahir, berkembang, meresap dan mengarungi bumi yang di pijak
Dan berporos di keabadian


Manisnya luka dan pahitnya kebahagiaan menjadi saksi waktu


Hati yang membara adalah emosi waktu
Mata yang berduka adalah tangisan waktu


Mulut yang bungkam adalah penjilat waktu
Perut yang kosong adalah kelaparan waktu


Tubuh yang lumpuh adalah permainan waktu
Waktuku berbeda dengan kau
Aku punya waktu sendiri


Aku  merana, puas dan hancur karena bom waktuku
Jadi, meskipun kau teman ranjangku


Kau dan aku punya cara tunggal untuk mencintai waktu
Karena waktu tafsiran  dari rasa dan karsa bagi setiap insan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun