Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Hutan Keramat

22 Juni 2019   11:41 Diperbarui: 22 Juni 2019   11:55 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


perasaan Awak juga tidak enak Bah, balas Rande
Ketika Rande melanjutkan pekerjaan, yang tinggal beberapa semak lagi yang harus dihabiskan. 


*****
Abah dengan cepat melangkah menuju Pincuran dan melihat kiri kanan hutan. Abah pun mulai binggung dengan jalan yang harus ditempuh. Karena semak-semak liar telah merambat dengan subur. 

semoga sikomba tidak sesat dijalan risau Abah yang melanjutkan perjalanan dengan berpatokan dengan suara air Pincuran. 

Akhirnya Abah mendengar suara orang berbicara, melihat sekeliling tidak ada ladang, Abah penasaran dan  kemudian Abah mencari sumber  suara tersebut.
dari tadi Den menunggu kalian di Ladang emosi Abah melihat Sikomba yang berputar-putar di tengah semak dan Pohon-pohon besar. 


Sikomba tidak menghiraukan Abah, langsung Abah mendekati  ke Sikomba, Ayok kita pulang  Ucap Abah dengan memegang tangan Sikomba. Melihat Sikomba yang bersikap aneh langsung Abah sadar kalau Sikomba sudah dikelabuhi makhluk halus. sepertinya mereka berdua sudah dikelabuhui gusar Abah dalam hati.


Untunglah Abah bisa mengobati ketidaksadaran yang dialami oleh Sikomba. Abah langsung membacakan ayat-ayat dan dialirkan dari puncak kepala sampai ujung kaki tiga kali. Langsung Roga melemah dan sadar dari pengguasaan mahkluk halus. 



Abah ucap Roga yang setengah sadar setelah mengeluarkan air liur dari mulutnya yang sangat banyak.
 Abah membaringkan badan Roga diatas semak. Roga pun menatap sekeliling dan melihat Rogi yang sedang berjalan tanpa arah. 

"Apo yang terjadi Bah" ucap Roga dengan nada yang lemah. 

Roga yang berangsur duduk mencoba fokus dengan sekeliling
Abah tidak mengatakan kata sepatah apapun. Abah mendekati Rogi yang sibuk berjalan, Untunglah Rogi tidak memberontak dengan mudah Abah membacakan ayat seperti yang dilakukan pada Roga. 

Rogi pun dibaringkan sampaiakhirnya dia sadar secara perlahan.
Abah melihat kelelahan dan kebinggungan dari wajah Sikomba. "apa yang terjadi sama kami Bah? "

Tanya Roga kebinggungan
tidak ada, mungkin kalian terlalu lelah jawab Abah dengan singkat
kalau sudah pulih, mari kita ke ladang lagi bujuk Abah
Sikomba pun berdiri danmasih bertanya pada dirinya masing-masing atas apa yang terjadi pada dirinya, Sikoma mengingat pekerjaan yang ditekuni siang ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun