Mohon tunggu...
DiendiAD
DiendiAD Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Mahasiswa Mercubuana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Jeremy Bentham's Hedonic Calculus dan Fenomena Kejahatan Korupsi di Indonesia

14 Desember 2023   19:54 Diperbarui: 14 Desember 2023   20:45 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aspek Neuroetika: Dalam perkembangan neuroetika, pertanyaan etis muncul mengenai kemungkinan manipulasi neurologis untuk meningkatkan kebahagiaan. Bagaimana utilitarianisme menanggapi perubahan fundamental dalam pengalaman manusia ini adalah suatu isu yang mendalam.

Penting untuk diingat bahwa diskursus etika adalah perdebatan yang terus berkembang, dan berbagai perspektif memberikan kontribusi pada pemahaman kita tentang bagaimana membuat keputusan etis di tengah kompleksitas dunia kontemporer.

Refleksi dan Kesimpulan:

Refleksi terhadap Utilitarianisme dan Kalkulus Hedonistik:

Keterbatasan Pengukuran Kesenangan dan Rasa Sakit: Meskipun Kalkulus Hedonistik memberikan kerangka kerja yang sistematis, tantangan utama tetap berkaitan dengan seberapa baik kita dapat mengukur dan mengkategorikan kesenangan dan rasa sakit secara objektif. Pengalaman manusia bersifat kompleks dan subjektif.

Pentingnya Pertimbangan Kontekstual: Utilitarianisme, termasuk Kalkulus Hedonistik, mungkin menghadapi kesulitan dalam menangani situasi di mana pertimbangan etis harus memperhitungkan konteks khusus atau nilai-nilai yang berbeda di berbagai budaya.

Dinamika Perubahan dan Kemajuan: Dalam dunia yang terus berubah, terutama dalam konteks teknologi dan masyarakat, etika utilitarianisme juga harus dapat berkembang untuk mengakomodasi perubahan dinamis dalam nilai-nilai dan norma sosial.

Kesimpulan:

Meskipun Kalkulus Hedonistik Jeremy Bentham membuka jalan bagi pemahaman tentang prinsip dasar utilitarianisme, kita tidak boleh melupakan kritik dan pengembangan yang telah muncul. Sementara konsep ini tetap relevan dalam diskusi etika, terdapat tantangan nyata dalam mengaplikasikannya secara praktis.

Penting untuk mengakui bahwa etika tidak selalu dapat direduksi menjadi rumus matematis atau perhitungan kuantitatif. Sementara utilitarianisme memberikan pandangan yang dapat diukur tentang konsekuensi tindakan, terdapat pandangan alternatif yang menekankan nilai intrinsik, kewajiban moral, dan karakter sebagai dasar untuk membuat keputusan etis.

Dalam meresapi kerumitan etika, kita juga harus membuka diri terhadap berbagai perspektif dan pandangan. Meskipun Kalkulus Hedonistik dapat dianggap sebagai upaya untuk membawa objektivitas dalam penilaian etis, refleksi lebih lanjut diperlukan untuk memahami kerumitan kehidupan manusia dan dinamika masyarakat kontemporer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun