Mohon tunggu...
Usman Didi Khamdani
Usman Didi Khamdani Mohon Tunggu... Programmer - Menulislah dengan benar. Namun jika tulisan kita adalah hoaks belaka, lebih baik jangan menulis

Kompasianer Brebes | KBC-43

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pembunuhan di Rue Morgue (Bag. 6)

20 Maret 2020   00:00 Diperbarui: 20 Maret 2020   07:22 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto ilustrasi pada cerita asli | The Murder in The Rue Morgue-Edgar Allan Poe

"Yah ... Itu sangat adil, memang. Biar saya pikir. Apa yang akan saya tanyakan pada Anda? Saya tahu! Biarlah ini sebagai imbalan saya. Ceritakan pada saya semua yang Anda ketahui tentang pembunuhan di Rue Morgue."

Selesai berkata langsung Dupin melangkah ke pintu, menguncinya, dan menaruh kuncinya ke dalam jasnya. Pada saat yang sama dia keluarkan sebuah pistol dari dalam jasnya dan meletakkannya ke atas meja.

Wajah si pelaut berubah merah. Dia melompat dan meraih tongkat kayunya, tapi pada saat kemudian dia duduk kembali ke atas kursinya, gemetar. Wajahnya menjadi begitu pucat, pasi. Dia tidak berkata apa-apa. Matanya tertutup.

"Teman, Anda tidak usah takut. Kami tidak akan menyakiti Anda. Saya tahu betul Anda sendiri bukanlah pembunuhnya. Tapi pasti Anda tahu sesuatu tentangnya---atau pembunuhan itu. Dari apa yang saya barusan katakan, Anda mesti tahu saya punya cara mempelajari persoalan itu---cara yang  tidak pernah dapat Anda bayangkan.

"Sekarang, saya tahu Anda sendiri tidak melakukan kesalahan. Anda bahkan tidak mengambil sedikitpun uang. Anda tidak punya alasan untuk takut mengatakan dan menceritakan kebenarannya. Ini soal harga diri bagi Anda untuk menceritakan semua yang Anda tahu. Dan Anda tahu siapa pembunuhnya."

"Maka percayalah! Saya ... saya akan menceritakan padamu semua yang saya tahu tentang ini, semua yang saya tahu---tapi saya tidak ingin Anda mempercayai setengah-setengah apa yang saya katakan---tidak setengah-setengah. Tetap saya tidak membunuh siapapun, dan saya akan ceritakan seluruh kisah di mana saya hampir mati karenanya. Binatang itulah! Orangutan itu! ...

"Kira-kira setahun yang lalu kapal kami berlayar ke timur jauh, ke pulau Borneo. Saya belum pernah sebelumnya melihat Borneo. Hutannya, rimbanya, lebat oleh pepohonan dan tumbuh-tumbuhan lainnya, dan panas dan basah dan gelap. Tapi kami pergi---seorang teman dan saya---kami pergi ke dalam hutan itu---mencari kesenangan.

Di sana kami melihat orangutan ini, seekor binatang yang besar. Tapi kami dua orang, dan kami menangkapnya. Kami membawanya serta ke kapal kami. Toh, tak lama, teman saya meninggal, dan binatang itu menjadi milik saya. Tapi ia terlalu kuat dan menyebabkan banyak masalah.

"Pada akhirnya saya membawanya serta kembali ke Paris. Saya merawatnya di rumah saya, di rumah saya sendiri, rapat-rapat menguncinya, hingga para tetangga tidak dapat tahu tentangnya. Binatang itu telah melukai satu kaki hingga parah saat di atas kapal. Saya pikir ... saya pikir akan lebih baik jika saya segera menjualnya. Saya yakin ia sangat berharga. Dan ia begitu menyusahkan untuk dirawat! Saya ingin menjualnya, segera.

"Pada malam pembunuhan, sangat larut, saya pulang dan mendapati binatang itu di kamar tidur saya. Dia telah terlepas, saya tidak tahu bagaimana. Dia memegang sebuah pisau di tangannya, dan memain-mainkannya. Saya takut. Saya tidak tahu apa yang mesti dilakukan.

Saat dia melihat saya dia melompat, berlari keluar kamar dan menuruni tangga. Dia mendapati sebuah jendela yang terbuka dan melompat ke jalan. Saya kejar, tidak jauh di belakang, meski saya tidak punya harapan untuk menangkapnya kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun