Mohon tunggu...
Dicky ade Mahendra
Dicky ade Mahendra Mohon Tunggu... Human Resource

Dicky Ade Mahendra seorang sipil yang hidup di indonesia

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Negara Gila

2 September 2025   02:52 Diperbarui: 2 September 2025   02:52 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tampaknya negara ini mulai gila, bangsa sekejam apa yang rela membunuh rakyatnya sendiri? iya itu indonesia. Para pemangku kebijakan yang sudah salah dan tidak mau kalah justru malah jadi pecundang dengan tidak segera memberikan solusi atas segala legacy yang telah mereka keluarkan, mereka pikir semua baik baik saja dulu, tapi lihatlah sekarang, kekacauan ada dimana - mana. Harus berapa nyawa lagi yang harus dikorbankan? harus berapa banyak kerugian negara lagi yang harus dihitung? harus berapa lama lagi masyarakat menunggu untuk sekedar bernafas bebas? untuk sekedar beli sayur ke pasar tanpa ada rasa takut? harus berapa banyak lagi anak muda acuh dengan pemerintahan saat ini? bukankah sekarang seharusnya waktu yang tepat untuk berbenah ?

anak - anak muda sekarang muak dengan orang - orang berumur lebih lama yang duduk disinggasananya tanpa berpikir lebih lama dari umur mereka saat ini. Lebih lagi mereka yang kosong akan empati atas masyarakat kecil, kosong empati akan relevansi dunia pedidikan dan ketersediaan lapangan pekerjaan. apa yang mereka pikir? apakah sekolah itu hanya sekedar kewajiban aktivitas yang menghabiskan waktu?. Pertanyaan besar yang ada di kepala kita semua adalah mengapa kebijakan dewan - dewan kita makin tak masuk akal? mengapa keadilan di negara ini seperti di padang savana? apakah rusa hidup hanya untuk menjadi makanan singa?

Waktu sekolah kita diajarin bahwa syarat konstitutif adanya negara adalah adanya rakyat. Sebagai unsur negara bukankah pemerintah itu menjadi abdi untuk rakyat. Bangsa kita sepertinya harus belajar lagi mengenai arti dari negara, sehingga mereka bisa memaknai apa itu negara. Tanpa rakyat negara hanyalah eksekutif kosong tanpa isi, seperti kreta tanpa penumpang artinya tidak ada rasa untuk hidup didalamnya. Lebih lagi melihat situasi sekarang masyarakat sudah memberikan kartu merah untuk pemerintah yang artinya pertandingan tidak bisa dilanjutkan kecuali beberapa pemain harus dikeluarkan, bukankah begitu?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun