Kalau bicara soal PHK, pasti bukan hal yang asing lagi, apalagi di masa sekarang. Di mana-mana, berita soal pemutusan hubungan kerja itu sudah seperti kabar rutin. Malah, mungkin Anda sendiri atau teman dekat sudah pernah mengalami atau menyaksikan langsung bagaimana rasanya kena. Rasanya, dunia serasa berhenti sejenak.
Tapi, buat Anda yang belum kena PHK, atau mungkin masih di ambang ketidakpastian, bagaimana sebaiknya sikap kita? Apa yang bisa kita lakukan supaya tidak kena, atau kalau pun akhirnya harus menghadapi PHK, bagaimana caranya supaya bisa tetap kuat dan melangkah maju?
Kalau Anda pernah merasa gelisah, takut, atau bahkan frustrasi menghadapi ketidakpastian ini, Anda tidak sendiri. Banyak orang di luar sana yang merasakan hal yang sama. Yuk, kita bahas bersama. Saya ajak Anda ngobrol santai tentang ini, bukan cuma soal strategi, tapi juga tentang nilai dan makna yang bisa kita temukan di tengah tantangan hidup ini.
PHK: Realita yang Tidak Bisa Diabaikan
Mari mulai dari hal yang paling nyata: PHK memang ancaman yang nyata. Di sektor manufaktur, perdagangan, startup, perhotelan, atau bahkan perusahaan besar sekalipun, isu pemutusan hubungan kerja ini terjadi.
Anda mungkin pernah dengar cerita tentang seorang karyawan di pabrik tekstil yang selama 10 tahun setia bekerja, tiba-tiba di-PHK tanpa banyak penjelasan. Atau staf administrasi di sebuah perusahaan startup yang sempat booming, tapi akhirnya harus pulang karena startup-nya bangkrut.
Cerita-cerita ini bukan cuma berita. Mereka nyata. Dan bisa jadi, cerita Anda atau orang terdekat Anda juga mirip-mirip begitu.
Kuatir Itu Biasa, Tapi Jangan Terlarut di Dalamnya
Ketika ancaman itu sudah di depan mata, wajar kalau rasa kuatir muncul. Bahkan kalau sudah lama bekerja dan merasa kontribusi sudah maksimal, rasa cemas tetap saja datang. Apalagi kalau situasi ekonomi juga sedang sulit.
Psikologi menyebutkan, ketidakpastian pekerjaan bisa memicu stres yang berat. Pikiran kita jadi dipenuhi berbagai pertanyaan: "Apakah saya akan tetap di sini bulan depan?" "Bagaimana kalau keluarga saya tidak bisa hidup layak tanpa penghasilan saya?" "Apakah saya akan bisa dapat pekerjaan baru?"
Rasa takut dan khawatir itu sebenarnya sinyal dari alam bawah sadar kita yang berusaha melindungi diri. Tapi, kalau kita terus-terusan terjebak di dalamnya, malah bisa membuat kita tidak fokus dan kehilangan daya untuk bergerak.
Kita diajarkan supaya jangan cuma pasrah tanpa usaha, tapi juga jangan terlalu panik sampai lupa berdoa dan bertawakkal.