Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Let's talk about life.

IG: cakesbyzas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Media Sosialmu, Aturanmu

9 Juli 2025   08:13 Diperbarui: 8 Juli 2025   12:18 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bijaklah menggunakan media sosial (freepik)

Coba buka LinkedIn, Instagram, atau platform media sosial lainnya. Dalam hitungan detik, kamu akan menemukan banyak sekali orang yang berkata: "Kalau mau sukses di media sosial, harus rajin komen, aktif balas komentar, perbanyak interaksi, posting tiap hari."
Seolah-olah itu satu-satunya jalan yang benar.

Padahal, dalam hidup ini --- termasuk soal media sosial --- tidak selalu ada satu kebenaran yang mutlak. Apalagi kalau sudah menyangkut niat, tujuan, dan kapasitas masing-masing. Media sosial itu bukan perlombaan. Bukan pula ujian. Ia adalah alat. Dan alat digunakan sesuai kebutuhan penggunanya.

Dalam Islam, yang terpenting bukan seberapa sering kamu muncul, tapi untuk apa kamu muncul. Bukan seberapa banyak kamu bicara, tapi apa yang kamu katakan dan niatmu di baliknya.

Mari kita bahas ini bersama, sambil sesekali menengok nilai-nilai dari ajaran Islam yang bisa menuntun kita untuk lebih tenang dan bijak bermedia sosial.

Kenapa Banyak Orang Yakin Cara Mereka Paling Benar?

Bukan karena sombong. Bukan juga karena ingin menggurui. Seringkali, orang-orang yang begitu vokal menyarankan cara "benar" menggunakan media sosial itu sebenarnya cuma berbagi dari pengalaman pribadi. Mungkin karena rutin posting, mereka bisa kerja. Mungkin karena aktif berkomentar, mereka dilirik klien. Mungkin karena rajin bikin konten, mereka punya personal branding yang kuat.

Dan itu tidak salah.

Tapi yang menjadi masalah adalah ketika pengalaman pribadi dijadikan standar kebenaran umum. Padahal setiap orang punya jalan yang berbeda. Dan dalam Islam, kita diajarkan untuk tidak memaksakan pendapat sendiri kepada orang lain, apalagi kalau itu menyangkut hal-hal duniawi yang sifatnya fleksibel.

Rasulullah bersabda:

"Sesungguhnya sebagian dari tanda baiknya Islam seseorang adalah dia meninggalkan apa yang tidak bermanfaat baginya."
(HR. Tirmidzi)

Kalau ada orang yang memilih untuk tidak terlalu aktif di media sosial, bisa jadi karena memang tidak merasa ada manfaat besar baginya untuk terlibat terlalu dalam. Dan itu bukan kesalahan. Itu bentuk pemahaman yang baik terhadap dirinya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun