Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Let's talk about life.

IG: cakesbyzas

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Jangan Cepat Percaya Bintang Lima, Ulasan Bisa Menipu

7 Juli 2025   10:31 Diperbarui: 7 Juli 2025   10:31 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ulasan bintang 5 pun bisa menipu (Freepik)

Sebuah Pertanyaan yang Muncul di Tengah Keraguan

Pernahkah kamu mencari tempat makan di sebuah kota asing, lalu membuka peta atau media sosial untuk melihat ulasan? Lalu kamu memilih tempat dengan bintang lima dan komentar bagus-bagus. Tapi sesudah makan, kamu justru kecewa. Rasanya biasa saja, pelayanannya dingin, dan kamu pulang dengan perut kenyang tapi hati kosong.

Atau mungkin sebaliknya. Ada satu warung kecil tanpa papan nama, yang justru kamu datangi karena sudah terlanjur lapar dan bingung. Tidak ada ulasan, tidak ada foto-foto menarik, tapi ternyata makanannya enak luar biasa, dan ibu penjualnya menyambut dengan senyum hangat. Saat kamu pulang, kamu merasa lebih dari sekadar kenyang --- kamu merasa diterima.

Mengapa bisa begitu? Kenapa ulasan di sosial media atau aplikasi peta seperti Google Maps bisa terasa seperti ilusi? Apakah semua yang kita lihat di dunia maya memang pantas untuk dipercaya? Atau ada yang lebih dalam lagi yang perlu kita periksa --- bukan cuma ulasannya, tapi juga hati kita yang menilainya?

Antara Fakta, Persepsi, dan Kepentingan

Di era digital seperti sekarang, ulasan menjadi mata uang kepercayaan. Bintang lima bisa membuat dagangan laris manis. Bintang satu bisa menghancurkan usaha orang dalam semalam. Dan celakanya, kadang bukan kualitas sesungguhnya yang berbicara, tapi persepsi, strategi pemasaran, atau bahkan niat tersembunyi.

Ada pemilik usaha yang membayar orang untuk menulis ulasan positif. Ada pula pesaing yang sengaja menyebar ulasan buruk supaya orang ragu untuk datang. Dunia maya ini seperti bayangan --- bisa menyerupai kenyataan, tapi juga bisa memantulkan kebohongan.

Rasulullah bersabda, "Barang siapa yang menipu maka ia bukan bagian dari golongan kami." (HR. Muslim). Penipuan bukan cuma dalam bentuk menjual barang cacat, tapi juga dalam menyembunyikan kebenaran dan membungkus keburukan supaya tampak manis. Dalam konteks ulasan, ini berarti memberi kesan seolah-olah suatu tempat, produk, atau jasa adalah luar biasa, padahal aslinya tidak begitu.

Tapi apakah semua ulasan bohong? Tentu tidak. Banyak juga orang yang menulis dari hati, jujur ingin membantu orang lain menemukan pengalaman yang baik. Lalu bagaimana kita bisa tahu mana yang jujur dan mana yang tidak?

Membaca Ulasan dengan Mata Hati

Dalam surat Al-Hujurat ayat 6, Allah berfirman:

"Hai orang-orang yang beriman, kalau datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, supaya kamu tidak menimpakan musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu."

Ayat ini seolah menjadi kompas di tengah kebingungan kita dalam menilai informasi. Allah menyuruh kita untuk tidak langsung percaya, tapi untuk tabayyun --- memeriksa, menyelidiki, meneliti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun