Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Let's talk about life.

IG: cakesbyzas

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Passion Tak Punya Batas Usia, Menemukan Passion di Usia 40

1 Juli 2025   11:17 Diperbarui: 1 Juli 2025   11:17 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bukan tidak mungkin Anda baru menemukan passion di usia 40 (katemangostar/freepik)

Ketika Usia Tak Lagi Muda dan Karier Belum Juga Tinggi

Anda mungkin tengah duduk sendiri sambil membuka ponsel, melihat lowongan pekerjaan yang semakin membuat gelisah. Satu per satu dibaca, lalu ditutup kembali dengan helaan napas. Ada batas usia maksimal, ada syarat pengalaman yang terlalu spesifik, dan yang paling menyakitkan---jabatan terakhir Anda tampak tidak sebanding dengan umur Anda. Apakah Anda sedang mengalami masa ini? Kalau ya, Anda tidak sendiri.

Usia 40 ke atas sering menjadi titik yang menegangkan dalam hidup. Bukan karena tubuh sudah lelah, tapi karena realitas hidup tak seindah narasi motivasi. Saat Anda sudah berkeluarga, punya anak yang butuh biaya sekolah, orang tua yang mulai sakit-sakitan, dan pengeluaran rumah tangga yang tak bisa ditunda, tiba-tiba Anda justru kehilangan pekerjaan atau merasa tidak lagi punya peluang naik jenjang karier. Terlebih kalau jabatan terakhir Anda masih tergolong rendah, seperti staf biasa atau pelaksana lapangan, rasa minder sering kali muncul tanpa diundang.

Dalam situasi ini, rasa malu, panik, bahkan putus asa bisa datang silih berganti. Anda mungkin mulai mempertanyakan diri sendiri: Kenapa saya tidak sukses seperti orang lain? Apakah saya tidak cukup pintar? Apa saya salah memilih jalan hidup? Tapi sebelum semua pertanyaan itu menenggelamkan semangat Anda, mari kita lihat dulu, bagaimana Islam memandang usia ini dan langkah apa yang masih bisa kita ambil.

Usia 40 dalam Kacamata Islam: Bukan Akhir, Tapi Awal Kedewasaan Hakiki

Islam memandang usia 40 tahun bukan sebagai akhir kejayaan, tapi justru awal kematangan sejati. Dalam Al-Qur'an Surah Al-Ahqaf ayat 15, disebutkan kalau ketika seseorang mencapai umur 40 tahun, ia berdoa kepada Allah supaya bisa mensyukuri nikmat, beramal saleh, dan memperbaiki hubungan dengan orang tua. Ayat ini tidak muncul tanpa makna. Ia menunjukkan kalau usia ini bukan untuk menyerah, melainkan untuk kembali menata arah hidup.

Nabi Muhammad SAW pun menerima wahyu pertama di usia 40. Beliau menjalani proses pencarian, perenungan, sampai Allah menetapkannya sebagai Rasul pada usia itu. Maka usia 40 dalam Islam adalah waktu di mana seseorang mestinya semakin dekat kepada Allah, semakin bijaksana dalam memandang dunia, dan semakin mantap dalam memilih jalan hidup yang bermakna.

Jadi kalau hari ini Anda merasa terlambat, mungkin Anda cuma perlu melihat ulang arah, bukan kecepatannya. Dalam Islam, hidup bukan perlombaan mengejar pangkat atau harta, melainkan perjalanan mencari ridha Allah. Bisa jadi, karier dunia tidak gemilang, tapi Anda sedang disiapkan untuk sukses di sisi lain yang lebih kekal: akhirat.

Realita Dunia Kerja Modern: Muda, Cepat, dan Terkadang Dangkal

Tidak bisa dimungkiri, dunia kerja modern memang menyukai segala hal yang cepat. Anak-anak muda yang lihai teknologi, bisa kerja multitasking, dan energinya seperti tidak habis-habis, memang menjadi incaran banyak perusahaan. Selain dianggap lebih 'murah' dari segi gaji, mereka juga lebih fleksibel dan mudah dibentuk.

Ini membuat banyak pencari kerja usia 40-an merasa terpojok. Ketika Anda masuk wawancara dan pewawancara Anda usianya jauh lebih muda, ada rasa canggung yang sulit dihindari. Ketika melihat lawan Anda dalam seleksi adalah mereka yang baru lulus kuliah tapi sudah punya sertifikat digital marketing atau data analysis, Anda mulai merasa tidak sebanding.

Tapi, justru di sinilah letak nilai Anda. Anda punya sesuatu yang jarang dipunya anak muda: ketahanan mental, pengalaman lapangan, dan kemampuan bertahan dalam tekanan. Anda tahu bagaimana caranya bernegosiasi tanpa emosi, bekerja dalam tim dengan sikap dewasa, dan menghadapi atasan yang rumit dengan sabar. Itu semua adalah aset. Cuma saja, tantangannya sekarang adalah bagaimana membuat aset itu terlihat. Mungkin bukan lewat CV biasa, tapi lewat proyek nyata, portofolio hidup, atau bahkan melalui relasi yang bisa jadi lebih berbicara daripada selembar kertas.

Tetap Mencari Kerja atau Mulai Berwirausaha?

Ini adalah pertanyaan besar. Banyak orang di usia 40-an bingung memilih antara tetap melamar kerja atau memulai usaha sendiri. Jawaban sederhananya: lihat kondisi Anda. Kalau Anda masih punya stamina, masih bisa beradaptasi dengan teknologi dan dinamika kerja modern, serta punya dukungan keluarga, maka tidak salah untuk terus mencoba melamar pekerjaan. Tentu saja dengan pendekatan yang lebih strategis dan realistis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun