Mohon tunggu...
Dias Ashari
Dias Ashari Mohon Tunggu... Penulis - Wanita yang bermimpi GILA, itu akuuu..

Mantan Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Representasi Seorang Guru dalam Film Hichki

15 Oktober 2020   10:16 Diperbarui: 15 Oktober 2020   10:20 1033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film ini dimulai dari kisah seorang guru yang bernama Naina Mathur yang diperankan oleh artis senior Rani Mukerji. Sejak kecil dirinya memiliki Sindrom Tourette yaitu sebuah gangguan neurologis dimana penderitanya seperti mendapat kejutan listrik saat berbicara. 

Jika dianalogikan penyakit ini mirip dengan sebuah cegukan namun tidak bisa disembuhkan. Penyakit ini pun frekuensinya akan bertambah ketika penderita sedang ada dalam kondisi cemas atau gugup.

Sejak kecil Naina selalu mendapatkan penolakan dari beberapa sekolah dan bahan tertawaan bagi teman-temannya. Namun ibunya tidak menyerah untuk mencarikan sekolah normal bagi Naina. 

Suatu hari di sekolah Notkers High School sedang diadakan penampilan murid pilihan. Ditengah acara tersebut terdengar suara cegukan dari Naina. Hal ini membuat dia menjadi pusat perhatian semua orang hingga mereka menyuruhnya untuk diam.

Setelah acara selesai kemudian munculah Pak Khan yaitu kepala sekolah dari Notkers High School. Dirinya meminta seseorang yang mengeluarkan suara aneh saat acara berlangsung untuk naik ke atas panggung. 

Di sanalah Naina ditanya terkait kondisi yang menimpa dirinya. Kepala sekolah bertanya apa yang bisa dilakukan dirinya untuk membantu Naina. Kemudian Naina menjawab ingin diperlakukan seperti anak-anak lain pada umumnya. Disanalah Pak Khan mendeklarasikan dirinya dan seluruh pihak Notkers untuk tidak membedakan perlakuan terhadapnya.

Naina dewasa sudah mencoba mencari pekerjaan sebagai seorang guru. Namun belasan sekolah banyak yang menolak akibat penyakitnya tersebut. Hingga Notkers High School membawanya lagi untuk menjadi seorang guru di sana. Kepala sekolah baru terkagum dengan sikap pantang menyerah Naina yang tetap melamar sebagai guru meskipun sudah ditolak sebanyak 5 kali.

Naina pun menceritakan bahwa dirinya terinspirasi dari kepala sekolah Notkers tempo dulu yaitu Pak Khan. Hingga Naina pun memberikan kutipan dari alasan sikap tidak menyerahnya. Menurut penulis kata ini sangat bermakna.

"Guru biasa hanya memberi ilmu. Guru hebat membuatmu mengerti. Guru yang sangat hebat menunjukkan cara mengamalkannya. Tapi ada guru yang menginspirasi kita dan Pak Khan adalah inspirasiku"

Singkat cerita Naina harus mengajar kelas 9F dimana notabene mereka adalah siswa yang nakal dan pemberontak. Hampir semua guru tidak ada yang kuat mengajar kelas tersebut. 

Berbagai macam cara kelas 9F lakukan untuk membuat Naina tidak betah mengajar disana. Namun bukan Naina kalau ia mudah menyerah. Permasalahan lain pun banyak melibatkan kelas 9A yang menjadi kelas unggulan di sekolah tersebut.

Konflik dalam film ini cukup kompleks karena masalah selalu datang bertubi-tubi pada pemeran utama. Hal tersebut diakibatkan oleh siswa yang bernama Aatis yang selalu mengambil keputusan disertai dengan emosi.

Yang menarik penulis dalam film ini adalah Naina Mathur. Dimana penulis rasa ia adalah sosok representasi dari seorang guru yang ideal. Dirinya selalu mencari sebuah cara mengajar yang mempermudah muridnya. Meskipun hal itu tidak mudah baginya.

Naina memiliki cara mengajar yang unik daripada guru pada umumnya. Ia selalu menerapkan konsep setiap pelajaran dalam sebuah praktek dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya mengenal konsep parabola dan gaya melalui sebuah telur yang dilemparkan. Memaknai konsep kimia tentang penambahan kadar garam pada makanan. Bermain bola basket untuk memahami konsep fisika.

Penulis rasa hal inilah yang kurang menjadi perhatian bagi seorang pengajar. Banyak dari guru yang hanya berkonsep mengajarkan lewat teori saja di dalam kelas. Memfokuskan untuk mendapat nilai mata pelajaran sebaik mungkin. Hingga lupa manusia punya tingkat stress dalam belajar jika tidak diselingi dengan kegembiraan didalamnya.

Hari ini dunia pendidikan selalu memberikan stigma bahwa jika seorang murid salah belajar mereka akan mendapat nilai jelek. Namun ketika seorang guru salah mengajar, mereka tidak akan mendapat nilai yang jelek. Padahal mengajar itu mudah namun yang sulit itu belajar.

Film ini mengajarkan para pendidik di era sekarang untuk meninjau ulang apa yang telah diajarkan terhadap muridnya. Segala sesuatu yang murid lakukan adalah cerminan dari seorang guru. Ketika yang diajarkan benar mereka akan benar, jika diajarkan salah mereka akan salah.

Salah satu kutipan menarik terakhir dalam film ini adalah " Tidak ada murid yang buruk yang ada hanya guru yang buruk".

Semoga saja film ini dapat menginspirasi siapa saja yang hari ini memiliki profesi mulia sebagai seorang guru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun