Dalam rangka memperingati hari Kartini 21 April 2024, saya ingin menuliskan sebuah pengalaman saya menjadi seorang guru, semoga dapat menjadi inspirasi dan berbagi pengalaman hidup.
Saya lahir di Bogor pada tanggal 1 Januari 1979, tentunya saat ini usia saya sudah diatas 40 tahun, alhamdullilah saya dan keluarga sehat dan menikmati masa tua dengan berbagai aktivitas yang menyenangkan.
Memiliki 2 orang anak laki-laki dan perempuan, kami tinggal di kampung yang merupakan berbatasan antara kabupaten Bogor dengan kabupaten Bekasi tepatnya di kecamatan Jonggol Jawa Barat.
Keseharian saya memang tidak ada yang istimewa, sebelum saya menjadi seorang guru saya bekerja sebagai karyawan swasta di daerah Cikarang Bekasi, pastinya saat itu saya sudah memiliki penghasilan yang cukup.
Menjadi seorang guru memang merupakan cita-cita saya sejak kecil, tetapi saat itu belum ada kesempatan saya untuk mengajar, dikarenakan saya harus bekerja dan memenuhi target keluarga untuk memiliki rumah, kendaraan, serta biaya sekolah anak-anak.
Setelah semuanya stabil di tahun 2008 saya baru memulai untuk kuliah, dan mendaftar pada kelas karyawan hari sabtu dan minggu, mengambil program S1 pendidikan guru bahasa Inggis di Univeritas Asyafi'iyah Jakarta.
Disaat saya masih bekerja dan berkuliah, menginjak semester 4 saya membuka Yayasan dan mendidirkan sekolah taman kanak-kanak yang saya beri nama TK Al-Ghifari. walau pun dengan modal seadanya alhamdullilah sekolah saya berjalan dengan lancar dan berkembang.
Tidak lama dari itu saya mengundurkan diri dari pekerjaan saya, karena ingin fokus mengurus sekolah dan mulai menjadi guru taman kanak-kanak.
Di waktu yang bersamaan saya diminta untuk mengajar pada sekolah dasar negeri sebagai guru bahasa Inggris di daerah pelosok, dengan kondisi jalan yang rusak saat itu, membuat saya tertantang dan merasa terpanggil mengabdikan diri untuk negara.
Mulailah saya mengajar pada dua tempat yaitu di TK dan SD, satu tahun setelah itu ada tawarann kembali dari sekolah menengah atas swasta untuk mengajar bahasa inggris, itu pun tidak saya tolak, saya berpikir yang penting saya dapat mengatur waku dengan baik.
