Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Derai di Pantai Erin

11 Agustus 2018   06:35 Diperbarui: 12 Agustus 2018   15:34 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

*Catatan untuk Na (260)

Mengapa ke selatan?

Ia seperti berjalan lebih jauh untuk mendekati

Dan berjalan lebih dekat untuk menjauhi

Ia juga seperti berjalan di tengah keramaian dengan begitu sepi

Dan di tengah suasana sepi yang begitu hangat

Banyak hal menyisip di antara dawai yang dialunkan melodi

Dan di antara tuts yang rapat menitinadakan keriangan dan kesedihan bersamaan

Seperti hamparan pantai dan gulungan ombak di pantai-pantai Erin

Tidak pernah ada sepi di pantai yang menghampar

Tidak pernah ada hampa seperti ombak yang terus bergulung

Cerita cukup ditiupkan dengan seruling

Langkah kaki cukup disertakan dalam hentakan-hentakan drum

Lalu bagian yang menyayat cukup diselipkan pada dawai-dawai gitar

Pasti akan ada melodi yang merumit di tengah setelah sederhana di awal dan ugahari di akhir

Tak apalah, harmoni selalu bersama dengan yang sederhana dan rumit

Dengan yang rumit dan sederhana

Yang terus berkejaran sepanjang waktu

Yang terus berkelindan setiap saat

Seperti deburan ombak di pantai-pantai Erin yang elok

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun