Mohon tunggu...
Dian Triana
Dian Triana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa

Tugas, semangat

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kisahku

9 November 2021   22:29 Diperbarui: 9 November 2021   22:33 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Setelah itu aku bersekolah di sekolah Rakyat ,dan sekelas dengan kaka ku Rafiah, walaupun kami berbeda 2 tahun. Kami sering sekali bertengkar layaknya adik kaka pada umumnya, meributkan hal yang bahkan tidak penting " Nanti kau di sekolah jangan macam macam ya, karna kau sekelas dengan ku,kau harus menurut apa kata ku, agar tidak dimarahi guru" Kata kakak ku " Ya kalau tidak mau Di marahi guru, dengarkan kata kata guru bukan mendengarkan kaga kata kakak" Jawab ku sambil pergi meninggalkan nya. 

Aku sering belajar dengan kaka ku seperti saat ini, kami sedang tanya jawab Bahasa Belanda " Apa artinya Stop je boek in je tas" Tanya kakaku " Masukan bukumu ke dalam tas " Jawab ku, kakak ku mengacungi dua jempol nya, " Tunggu tunggu mari kita belajar dasarnya, apa kau masih ingat apa tidak " Tantang kakak ku. " Ah, kata dasar lagi, aku sudah sangat mengerti kakak, halo, doey, ja, nee, dankuwel, graag gedan, aku sudah mengerti itu, itu untuk anak kecil aku sudah besar " runtuy ku. " Ohh, sudah besar rupanya" Ledek nya. " Sudah lah aku ingin belajar dengan apak saja, dah" Kata ku sambil meninggalkan nya pergi. 

Aku pergi menemui Apak di tengah rumah, bukan untuk belajar Bahasa Belanda, tapi untuk mendengarkan cerita nya, mendengarkan cerita apak ku adalah yang terbaik. Apak sering bercerita masa kecilnya dulu, dan cerita ketika dia sekolah di sekolah islam. 

Di sekolah Rakyat aku hanya bertahan hingga kelas 3 semester 1,sekolah ku pun pindah ke ELS ( Europeesche Legere School) , ELS itu sekolah yang diperuntukan untuk anak anak Belanda dan Indo saja, sebagian pribumi seperti ku hanya sedikit, itupun dari kalangan orang yang berpengaruh, aku bisa masuk kesini karna geak ku seorang ulama besar di Batu Hampar. 

Setibanya disana banyak teman yang menyapa ku " Hatta, Hatta" Teriak Adri dia salah satu teman yang paling dekat dengan ku " Sudah mengerjakan tugas sekolah minggu lalu? " Tanya Adri, " Tentu saja sudah, jika belum maka Geak ku akan mengomeliku dari pagi hingga menjelang tidur haha" Jawab ku, " Geak mu benar benar haha" Sambil menaikan 2 jempol nya. 

Aku sekelas dengan Adri dia orang Indo , hidung nya pesek, berkulit putih, bermata coklat, rambutnya pirang, itulah Adri. Nama aslinya Adrianus Dirk sangat sangat nama Belanda, Bapak nya orang Belanda dan Ibunya orang pribumi, aku memanggil nya Adri agar mudah saja, dan nama Adri sangat lah seperti pribumi, walaupun kulit nya tidak. 

Setibanya di kelas aku langsung duduk bersebelahan dengan Adri, dikelas ini ada 3 anak yang asli pribumi , aku, Budi, dan Aminah, keluarga Budi dan Aminah adalah pedagang yang cukup besar, jadi mereka bisa bersekolah disini. Aku dekat dengan Budi tapi tidak dengan Aminah. 

Aku, Adri, dan Budi selalu ber 3,sampai suatu hari Adri harus pindah ke Belanda ikut bapaknya yang akan pulang ke Negara nya, ibunya pun ikut karna bapanya Adri sangat mencintai ibunya. Adri pindah saat kami kelas 5,aku menangis saat mengantar kepergian Adri, dia adalah teman baik ku, dan kami ber tiga dekat sekali. Walaupun dia orang Indo, dia mau bermain dengan kami. 

Sekolah di ELS pun berjalan begitu saja, kami sekarang berdua hanya aku dan Budi, sekolah sampai Kelas 6,dan kami pun berpisah karna Budi melanjutkan sekolah ke sekolah yang berbeda dengan ku. 

Aku menjalani sekolah dasar ku dengan baik, antara sekolah dasar dan agama pun baik tidak tumpang tindih. Aku melanjutkan sekolah ku di MULO ( Merr Uitgebreid Lager Ounderwijs) atau bisa di sebut juga dengan SMP berbahasa Belanda . Untungnya aku gampang bersosialisasi dengan siswa yang lain nya, banyak sekali siswa orang Belanda, bahkan banyak juga orang Indo (keturunan orang Indonesia dan Belanda), ada juga seperti ku sepenuhnya keturunan Hindia Belanda, beda sekali dengan ku mereka berkulit putih bersih , sedangkan aku berkulit coklat kekuningan, aku dan teman teman asli Hindia Belanda terlihat sangat menonjol disini. 

Ada pembagian kelas di MULO, siswa yang dulunya sekolah di ELS akan langsung masuk ke kelas 1,sedangkan yang sekolah nya bukan di ELS akan masuk ke kelas Vorkslasse bisa di sebut juga kelas persiapan. Aku langsung memasuki kelas 1 karena aku lulusan ELS. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun