Soal Harga Diri dan Kehormatan: Yang Mana Sih yang Beneran Penting Buat Kita?

Coba deh kita ngaku jujur. Dalam hidup sehari-hari, seberapa sering sih kita kepikiran soal 'kehormatan'? Atau soal 'harga diri'? Dua kata ini tuh sering banget muncul, kadang rasanya kayak nyuruh kita milih jalan. Mirip sih, tapi beda banget artinya buat kita pribadi dan cara kita sama orang lain.

Yuk, kita bedah pelan-pelan.

Beda Tipis Tapi Ngaruh Banget: Kehormatan vs. Harga Diri

Gampangnya gini nih.

Baca juga: Hidup yang Berarti: Dari Kepemilikan Menuju Tanggung Jawab

Yang namanya Kehormatan tuh, itu kayak 'nilai' kita di mata orang banyak. Gimana sih kita dilihat sama tetangga, teman kantor, keluarga besar? Apakah kita dianggap 'pantes', 'baik', 'sesuai aturan' di lingkungan itu? Ini tuh kayak baju luar kita di mata sosial, yang bikin kita dihormati atau nggak sama mereka. Menjaga kehormatan artinya ya berusaha biar baju luarnya ini kelihatan rapi dan disukai orang.

Nah, kalau Harga Diri (sering juga dibilang self-esteem), ini benar-benar soal dalem. Ini perasaan kita sendiri tentang diri kita. Apakah kita ngerasa berharga? Ngerasa cukup? Percaya sama kemampuan kita sendiri, mau orang bilang apa? Kalau harga diri kita kuat, rasanya tuh kayak punya benteng kokoh di hati. Mau ada angin kenceng dari luar (kritik, pandangan negatif) juga nggak gampang goyah.

Jadi, intinya? Kehormatan itu dari luar ke dalam, ngikutin pandangan orang. Harga diri itu dari dalam ke luar, ngebangun kita sendiri.

Pas Mereka Ketemu: Kadang Akur, Kadang Bikin Pusing

Dalam hidup nyata, kehormatan dan harga diri ini bisa jalan bareng, saling nguatin. Tapi sering juga bikin dilema, pusing sendiri milihnya.

Baca juga: AI dan Kreativitas: Siapa yang Lebih Manusiawi?

Contoh Bikin Pusing: Bayangin deh, ada temen yang terpaksa nikah sama orang yang sebenernya nggak dia cinta, cuma gara-gara 'udah dijodohin' atau 'biar keluarga nggak malu'. Demi 'kehormatan' keluarga di mata tetangga atau kerabat, dia korbanin perasaannya, kebahagiaan, harga dirinya sendiri. Duh.

Baca juga: Kuliah vs. Non-Kuliah: Mana Jalan Ninjamu?

Contoh Akur: Tapi ada juga kok, orang yang berani nolak tawaran 'gampang' kayak korupsi, padahal itu bisa bikin dia 'dianggap' sukses atau kaya raya dalam waktu singkat. Kenapa? Karena dia pegang teguh prinsipnya, hati nuraninya (harga diri). Eh, malah akhirnya orang-orang yang bener dan waras justru makin respect sama dia. Kehormatan datang karena dia punya harga diri yang kuat.

Nyari Pasnya: Biar Dua-duanya 'Damai' di Hidup Kita

Terus gimana dong biar dua-duanya bisa 'akur' dan jalan seimbang di hidup kita? Nggak gampang sih, ini PR seumur hidup kayaknya, tapi bukan nggak mungkin kok.