Mohon tunggu...
Hikari Articale
Hikari Articale Mohon Tunggu... Blogging

Khusus menulis artikel dari berbagai macam media untuk dibedah atau dibahas lebih lanjut. Atau kusebut "Articale Therapy"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hidup yang Berarti: Dari Kepemilikan Menuju Tanggung Jawab

9 April 2025   16:00 Diperbarui: 9 April 2025   16:00 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang wanita membuat papan visinya sendiri. (Sumber: freepik.com/freepik)

Dalam perjalanan hidup manusia, pencarian makna adalah sesuatu yang universal. Banyak orang menghabiskan waktu dan tenaga mengejar kekayaan, status sosial, dan pengakuan, seolah-olah kepemilikan materi dan prestise adalah ukuran utama dari kehidupan yang berhasil dan bermakna. Namun, semakin banyak orang---terutama di kalangan dewasa muda---mulai merasakan kehampaan di balik pencapaian tersebut. Pertanyaannya pun bergeser: "Apa arti hidup ini?" menuju "Bagaimana saya bisa hidup dengan makna?"

Perubahan ini menandakan pergeseran fundamental dalam cara kita memahami makna hidup: dari kepemilikan menuju tanggung jawab. Bukan lagi tentang apa yang kita miliki, tetapi tentang siapa kita dan apa yang kita lakukan untuk diri sendiri, sesama, dan dunia di sekitar kita.

Kepemilikan: Janji yang Tak Selalu Menepati

Dalam masyarakat modern, kita diajarkan sejak dini bahwa kesuksesan identik dengan kepemilikan---rumah besar, mobil mewah, gadget terbaru, dan pencapaian karier yang gemilang. Tidak jarang, pencarian ini didorong oleh dorongan eksternal: ingin terlihat berhasil di mata orang lain, ingin dianggap penting, atau ingin membuktikan nilai diri melalui pencapaian.

Namun, ketika segala yang diinginkan telah diraih, banyak orang justru merasa kosong. Kebahagiaan yang dijanjikan tidak bertahan lama, dan pencapaian itu pun segera diikuti oleh target-target baru yang tak ada habisnya. Pada titik inilah, sebagian mulai menyadari bahwa kepemilikan bersifat sementara dan tidak selalu memberikan makna yang mendalam.

Tanggung Jawab: Sumber Makna yang Berkelanjutan

Viktor Frankl, seorang psikiater dan penyintas Holocaust, pernah menulis bahwa makna hidup ditemukan dalam tanggung jawab. Menurutnya, seseorang yang merasa dirinya memiliki peran dan kontribusi terhadap sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri, akan mampu menghadapi penderitaan sekalipun, karena ia tahu "mengapa" ia hidup.

Tanggung jawab memberi arah dan tujuan. Ia mengubah cara pandang dari "apa yang bisa saya ambil dari dunia ini?" menjadi "apa yang bisa saya berikan?" Dalam konteks ini, hidup yang bermakna adalah hidup yang dijalani dengan kesadaran akan peran dan kontribusi terhadap dunia di sekitar.

Menumbuhkan Tanggung Jawab dalam Kehidupan Sehari-hari

Pergeseran dari kepemilikan menuju tanggung jawab bukanlah proses instan, tetapi dapat dibangun melalui langkah-langkah konkret yang sederhana:

1. Tanggung Jawab terhadap Diri Sendiri

  • Mengembangkan disiplin dan integritas pribadi.
  • Menjaga kesehatan fisik dan mental.
  • Menjadi jujur terhadap perasaan dan kebutuhan diri sendiri.
  • Mengasah keterampilan dan terus belajar.

2. Tanggung Jawab terhadap Orang Lain

  • Menjadi pendengar yang baik dan hadir secara utuh dalam relasi.
  • Memenuhi janji dan komitmen kepada keluarga, pasangan, dan teman.
  • Memaafkan dan meminta maaf ketika diperlukan.

3. Tanggung Jawab terhadap Masyarakat

  • Terlibat dalam kegiatan sosial, menjadi relawan, atau menyumbang waktu dan tenaga untuk kebaikan bersama.
  • Menjadi warga negara yang peduli, misalnya dengan ikut serta dalam diskusi publik atau pemilu.

4. Tanggung Jawab terhadap Lingkungan

  • Mengurangi penggunaan plastik dan konsumsi berlebihan.
  • Mendukung produk lokal dan berkelanjutan.
  • Menjaga kebersihan lingkungan sekitar dan mengedukasi orang lain tentang pentingnya ekologi.

Makna yang Tumbuh dari Dalam

Ketika kita mulai menjalani hidup dengan tanggung jawab, kita menyadari bahwa makna bukanlah sesuatu yang harus dicari di luar, tetapi sesuatu yang tumbuh dari dalam. Ia lahir dari keputusan-keputusan sehari-hari, dari kesediaan untuk hadir, untuk peduli, dan untuk berkontribusi sekecil apa pun dampaknya.

Hidup yang berorientasi pada tanggung jawab membebaskan kita dari tekanan untuk selalu terlihat berhasil. Sebaliknya, kita mulai bertanya, "Apakah saya hidup sesuai dengan nilai-nilai saya? Apakah saya memberikan yang terbaik dari diri saya kepada dunia ini?" Pertanyaan-pertanyaan ini, meski sederhana, mampu membuka pintu pada kehidupan yang lebih otentik dan memuaskan.

Penutup: Menemukan Makna dalam Memberi

Di dunia yang semakin individualistis dan konsumtif, menggeser fokus dari kepemilikan menuju tanggung jawab bisa menjadi tindakan revolusioner. Ia menuntut keberanian untuk melihat ke dalam diri, menyelami apa yang benar-benar penting, dan memilih untuk hidup secara sadar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun