Kritik adalah alat untuk berkembang. Belajarlah memisahkan antara kritik terhadap karya dan kritik terhadap diri pribadi.
2. Bangun Kepercayaan Diri secara Bertahap
Mulailah dengan membagikan tulisan pada orang-orang yang suportif. Terima umpan balik sebagai bagian dari proses belajar.
3. Fokus pada Tujuan Menulis
Tanyakan pada diri sendiri, "Mengapa saya menulis?" Jika tujuannya adalah berbagi ide atau membantu orang lain, maka ketakutan terhadap opini orang lain akan berkurang.
4. Kenali bahwa Semua Penulis Dikritik
Bahkan penulis besar pun tidak luput dari kritik. Perbedaan pendapat adalah bagian dari dunia literasi.
Menumbuhkan Kebiasaan Menulis yang Sehat
1. Jurnal Harian
Menulis jurnal adalah latihan bebas tekanan yang sangat efektif untuk membiasakan diri menulis.
2. Bergabung dengan Komunitas Menulis
Komunitas bisa memberikan dukungan moral, saran konstruktif, dan semangat untuk terus berkarya.
3. Rayakan Kemajuan Kecil
Apresiasi setiap tulisan yang selesai, sekecil apa pun. Ini akan memperkuat motivasi dan rasa percaya diri.
4. Gunakan Alat Bantu
Gunakan aplikasi seperti Grammarly, Notion, atau Scrivener untuk membantu proses menulis lebih lancar.
Penutup: Dari Ketakutan ke Keberanian
Menulis bukan soal tidak pernah merasa takut, tetapi tentang keberanian untuk tetap menulis meski rasa takut itu ada. Setiap tulisan yang lahir dari perjuangan melawan ketakutan adalah bukti bahwa Anda sedang bertumbuh. Layar kosong tidak lagi menjadi ancaman, melainkan peluang. Ambil pena Anda, buka dokumen baru, dan mulailah menulis. Karena di balik layar kosong itu, ada karya berarti yang menunggu untuk lahir.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI