Mohon tunggu...
Dian Andi Nur Aziz
Dian Andi Nur Aziz Mohon Tunggu... Penulis - Menulis Lagi

Karena pelupa maka ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Telepon Ibu Mertua

16 Juli 2020   00:05 Diperbarui: 16 Juli 2020   00:05 1711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cakupan Jaringan 3 di Jabodetabek ( https://tri.co.id/coverage )

Kalau isi pembicaraan telepon soal masakan maka kami menyadarkan diri sebaiknya kami datang untuk makan di rumah Ibu.

Kadang kalau kami tidak paham juga maunya Ibu, beliau akan langsung bilang "Makan di sini ya, aku masak banyak."

'Lupa' Anaknya Sudah Menikah

Dari beberapa rangkaian tindakan Ibu Mertua saya ini, istri kadang-kadang serasa masih lajang. Istri masih ingat ketika selepas kelas kuliah selesai, telepon seluler akan bordering. Ibu menanyakan apakah selesai.

"Kalau sudah selesai langsung pulang, ya!" perintah beliau.

Bagi kami, kebiasaan Ibu Mertua ini cukup menggelikan. Kami sempat berpikir, sepertinya Ibu Mertua kadang lupa kalau anaknya itu sudah menikah. Sudah ada suami di sampingnya. Jadi kadang kami masih heran sepertinya Ibu masih was-was dan khawatir ketika anak perempuannya sedang berkegiatan di luar.

Ibu Ingin Ditemani 

Ibu mertua adalah orang yang selau ingin memastikan keluarganya dalam kondisi baik-baik saja. Tentu begitu juga dengan Ibu-Ibu yang lain. Ada keinginan untuk selalu melihat anak-anak dan keluarganya.

Namun, akhir-akhir ini, kami lebih melihat beliau selalu ingin menelpon anak-anaknya bukan karena rasa khawatir seperti ketika mereka masih lajang. Ibu lebih ingin merasa ditemani. Anak-anak adalah teman-temannya di masa tuanya. Apalagi setelah ditinggal suami untuk selama-lamanya.

Peringatan untuk pergi jangan lama-lama mengingatkan pada masa-masa dulu ketika masih lajang. Orang tua ingin agar anak-anaknya segera pulang. Itu wajar menurut saya karena masih lajang.

Tetapi kalau setiap kali istri saya pergi bersama saya, apalagi kalau menjelang malam belum pulang kadang-kadang beliau meminta  untuk pulang jangan malam-malam. Mungkin takut kalau malam ada kenapa-kenapa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun