Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Tentang Recalling Memory dan Pentingnya Mengelola Kecerdasan Emosi

16 Mei 2022   01:11 Diperbarui: 16 Mei 2022   11:18 1513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa toko di kawasan Coyudan masih terlihat tutup semenjak terjadi tragedi Mei '98 | dokumentasi pribadi

Ada yang terlintas dalam ingatan kecil saya bila berbincang mengenai memori. Memori tentang tempat, rasa, dan kisah. 

Setiap kita pasti memiliki kenangan tentang sebuah peristiwa yang berkesan. Entah itu peristiwa yang membuat kita senang, maupun membuat kita kurang nyaman. 

Pernahkah terlintas dalam pikiran Anda, bagaimana sebuah memori bekerja? Mengapa bagi beberapa orang, peristiwa yang membuat tidak nyaman lebih sering diingat dari pada peristiwa bahagia mereka? 

Okay, kali ini saya mengajak teman-teman mengenal beragam fakta dari fungsi otak kita yang begitu luar biasa. 

Sebagai orang awam, seringkali kita berpikir bahwa memori atau ingatan terletak di suatu tempat tersendiri dalam otak kita. Sehingga saat kita ingin membukanya, kita tinggal membuka kotak memori tersebut. Kapanpun kita inginkan. Begitu bukan? 

Secara fisiologis, memori kita bukan hanya terletak pada satu tempat saja. Bukan. Bila kita mampu menghadirkan apa yang menjadi pengalaman kita, maka semua itu terjadi karena seluruh memori dalam otak kita bekerja sama. 

Sebagai contoh. Ketika saya melewati gang kecil di belakang Pasar Singosaren, ingatan membawa saya seakan kembali ke masa saya 24 tahun silam berdiri di atas jalan sempit itu. 

Lalu ketakutan mulai menghimpit saya. Beragam peristiwa dan wajah-wajah seram, mereka yang bereuforia, maupun asap hitam yang terlepas di angkasa. 

Rasa takut seakan begitu nyata. Apakah ada pula yang pernah mengalami hal yang sama? 

Kita lebih mudah mengingat kejadian yang membuat kita tidak nyaman dari pada peristiwa yang menyenangkan. Apakah ini normal? 

Sebenarnya, belum tentu hal yang seperti ini lantas masuk dalam gangguan kesehatan mental. Belum tentu, Saudaraku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun