Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketahuan Anak Saat Ortu Berhubungan Intim: Pahami Dulu Kuncinya

28 Desember 2021   08:08 Diperbarui: 29 Mei 2022   00:13 1811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : anak terkejut | via today.com

Akan tetapi, adalah hal yang penting untuk memperkenalkan kepada si buah hati dengan menyebutkan nama organ seks sesuai dengan sebutan sebenarnya. Hal ini perlu dilakukan bukan hanya sebagai upaya mengikis stigma lama yang beredar di masyarakat seputar sexedu. Bukan itu saja. 

Dalam kasus ini, misalnya. Akan lebih mudah bagi kita untuk menjelaskan kepada anak-anak mengenai hubungan intim antara suami dan istri. Tentu saja dengan kalimat yang sederhana kepada anak-anak. 

Bagi kita yang telah berusia dewasa tentulah paham, adalah hal yang wajar dan sehat apabila suami istri melakukan hubungan intim. 

Tetapi, bagaimana bila anak-anak kita tetiba melihatnya? 

Okay, untuk membahasnya saya masih berpatokan pada usia anak-anak ya, Bunda, Ayah... 

Usia 0-24 bulan. Pada usia ini pikiran sadar anak belum terbentuk. Maka masih aman-aman saja bila pasutri melakukan ehem-ehem ria. Asal, pastikan bayi kita telah tertidur lho yha. 

Usia 2-3 tahun. Rentang usia ini anak-anak mulai belajar mengenali organ tubuhnya. Pikiran dan persepsi mulai muncul. Entah itu persepsi negatif maupun persepsi positif. 

Alangkah baiknya, pada usia ini anak-anak sudah mempunyai kamar sendiri. Tidak menjadi satu dengan orang tua. 

Bila masih dalam satu kamar, bisa dibayangkan, andai saja orang tua sedang melakukan hubungan intim tetiba anak terbangun. Nah, gimana tuh? 

Ingin tahu jawabnya? Sila bikin kopi, lalu lanjutkan membaca artikel ini. 

Usia 3-5 tahun. Seperti pernah saya sampaikan di artikel yang lalu, bahwa di usia ini anak-anak mulai ingin mengenal organ tubuh orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun