Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Andai Saja Overthinking Dapat Ku-ghosting

24 Maret 2021   17:51 Diperbarui: 25 Maret 2021   09:41 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: someone in depresed | via pixabay.com

Overthinking biasanya datang pada malam hari, menjelang tidur. Nah, inilah yang seringkali membuat seseorang sulit untuk mendapatkan tidur yang nyenyak. Tidur yang tenang, istirahat yang dalam. 

Berkaca dari pengalaman sendiri, dulu sebelum belajar mindfulnes, aku seringkali tidak sadar sedang overthinking.

Sadar bahwa menekan emosi bukan hal yang sehat untukku, maka aku berupaya untuk mencari tahu teknik apa yang pas dan nyaman. Akhirnya bertemulah aku dengan akun mas Adjie Santosaputra. 

Dari mindfulnes, aku belajar banyak hal. Salah satunya, aku jadi tahu bila tubuh sudah memberi alarm, berarti saatnya aku harus berhenti sebentar.

Ada berbagai kondisi tubuh yang bereaksi dengan adanya tekanan dari aktivitas overthinking. 

Respon tubuh setiap orang mungkin akan berlainan bila terlampau dalam terjebak dalam aktivitas overthinking. Seperti, timbul rasa pegal di bahu, atau tengkuk yang mulai terasa berat lalu berujung pada sakit kepala, atau muncul rasa mual ( bukan karena morning sick, hehehe).

Nah! Inilah pentingnya, kita mengenali sinyal tubuh. Apakah kita bisa menghindari pikiran-pikiran itu?? Kenyataan yang terjadi berkata, "tidak". 

Mungkin ada beberapa di antara yang membaca artikel ini berusaha mengalihkan beratnya dampak overthinking dengan memburu dopamin. Main PS-5, game online, atau scrolling media sosial yang meskipun melelahkan namun tetap dilakukan...(hehehe)

Sebenarnya, ada berbagai teknik dalam terapi mental health. Tetapi, saya lebih nyaman dengan mindfulnes. Dalam mindfulnes aku juga belajar untuk memberi jarak dengan pikiran-pikiran yang datang.

Mengapa harus berjarak? Karena pikiran-pikiran yang belum tentu benar; ekspektasi yang sebenarnya tidak sesuai dengan realita sebenarnya itulah yang menyakiti kita.

Menghentikan pikiran-pikiran tersebut adalah hal yang sulit untuk dilakukan. Pikiran itu datang tanpa dapat kita hindari. Tidak bisa kita tolak. Meskipun kita berusaha menghindari, pikiran itu akan kembali datang sewaktu-waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun