Mohon tunggu...
Diah Kusumastuti
Diah Kusumastuti Mohon Tunggu... Mom blogger

Mom blogger with 5 kids. Aktif menulis di www.dekamuslim.com.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mudik: Sebenarnya Saya Bosan, Tetapi...

27 Maret 2025   23:25 Diperbarui: 27 Maret 2025   23:25 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bertemu nenek ketika mudik (Sumber: dokpri).

Sudah 15 kali saya dan suami beserta anak-anak kami mudik ke kampung halaman suami. Setiap tahun, kami tak pernah absen melakukannya. Berbagai cerita mudik telah tercipta. 

Kadang, saat tiba waktunya mudik, saya merasa bosan. Karena begitu-lagi-begitu-lagi yang kami lakukan. Dari persiapan, kesibukan di hari H, hingga nanti kami balik ke rumah dengan membawa setumpuk baju kotor dan badan yang lelah. Saya bosan dan kecapaian.

Di hari H mudik, kami sudah bangun di sekitar pukul 03.00 (dini hari). Lalu saya akan membangunkan satu per satu anak-anak kami dan menyuruh mereka mandi, lalu salat Shubuh. Setelah itu kami mempersiapkan segala sesuatunya untuk dibawa mudik. Satu per satu barang kami masukkan ke dalam mobil (mobil menyewa), kami cek n ricek kembali, lalu kami siap berangkat mudik.

Kalau berangkat pagi-pagi setelah Shubuh seperti itu, biasanya kami terhindar dari kemacetan. Namun, kadang persiapan kami kurang matang, sehingga baru bisa berangkat di atas pukul 08.00. Kalau ini yang terjadi, biasanya perjalanan mudik kami diwarnai kemacetan.

Alhamdulillah selama ini anak-anak kami tidak rewel saat mudik. Meski kadang macet, kami menikmati kemacetan itu dengan berbagai cara. Seperti mengomentari jalanan yang macet, bermain tebak-tebakan, bernyanyi bersama, ngemil, dan lain-lain. 

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih tiga jam (jika lancar), maka tibalah kami di kampung halaman suami: Nganjuk. Karena suami sudah yatim piatu sejak sebelum menikah, maka tujuan utama kami mudik adalah ke rumah neneknya suami. Saat beliau masih ada dulu, kami berdiam di rumah beliau beberapa waktu (namun kini, kami langsung ke rumah saudara-saudara).

Setelah itu kami berkunjung ke rumah-rumah saudara di Nganjuk, bersilaturahmi di hari lebaran. Kami juga ke rumah neneknya suami yang ada di Kediri (dekat dari Nganjuk), dan saudara-saudara lain di Kediri. Yah, ke Nganjuk dan Kediri adalah satu paket!

Dikarenakan saudara kami banyak, baik di Nganjuk maupun Kediri, maka tak cukup waktu sehari untuk berkunjung ke semua rumah mereka. Maka biasanya kami pun menginap. Kadang menginap di rumah saudara, atau pernah juga kami menginap di sebuah home stay.

Setelah semua rumah saudara yang akan dikunjungi sudah kami kunjungi, maka kami pun kembali ke rumah atau kadang piknik tipis-tipis di sekitar Nganjuk atau Kediri sebelum balik ke rumah.

Ya, begitulah rutinitas mudik yang kami lakukan dari tahun ke tahun. Meski perjalanan mudiknya kadang punya bermacam cerita, namun intinya yaa sama saja. Kami pulang ke kampung halaman, bertemu saudara-saudara, lalu sudah. Mungkin yang menyebabkan semua itu tak begitu istimewa adalah karena kampung halaman suami tak begitu jauh dari tempat tinggal kami sekarang. Lagi pula, dalam setahun kadang kami pulang kampung beberapa kali. Yaa jadinya mudik di hari raya sering kali tak terasa istimewa. 

Namun, jika saya berpikir ulang, tentunya ada hal-hal istimewa dalam setiap cerita mudik kami. Karena pada setiap mudik, kami bersilaturahmi ke hampir semua saudara di kampung halaman. Kadang, ada saudara yang sudah lama sekali tak bertemu karena mereka bekerja di luar kota. Ada pula yang tinggal di luar kota atau luar pulau dan baru mudik saat lebaran. Dan, setiap kami bertemu selalu ada cerita yang berbeda yang dibagikan. Karena memang kehidupan manusia selalu bergerak dan berubah, bukan?

Maka mudik selalu punya momen istimewanya. Meski saya kadang bosan, tetapi pasti selalu ada hikmah dalam cerita mudik kami, yang bisa menjadi wawasan baru atau dijadikan pelajaran hidup. 

Bagaimana dengan teman-teman? Bagaimana cerita mudik kalian? Share, yuk!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun