Mohon tunggu...
dhona kirana
dhona kirana Mohon Tunggu... mahasiswa

drawing

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Resume pada saat Mataf-1 UNISA 2025

16 September 2025   19:41 Diperbarui: 16 September 2025   19:40 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Materi yang disampaikan oleh ibu Prof. Dr. Mufdillah, S.Pd., S.St.T., M.sc. mengenai  yang disampaikan pada Mataf 1 Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta tanggal 16 September 2025 bertempat di Convention Hall Masjid Walidah Dahlan. Materi diawali dengan Cita - cita Muhammadiyah yaitu mewujudkan Negara Republik Indonesia sebagai "Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafuur" dimana suatu negeri yang baik dan berada dalam ampunan Allah. Definisi dari Darul Ahid Wa Syahadah ialah prinsip Muhammadiyah mengenai Indonesia sebagai elemen bangsa untuk memberi kontribusi terbaik. Darul yang artinya rumah / negara  dan Ahdi ialah perjanjian / kesepakatan. Latar belakang mengenai negara pancasila sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah karena Indonesia terdiri atas dasar kesepakatan yaitu Pancasila, UUD 1941, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika dan menegaskan bahwa Indonesia bukan darulhatb atau darul kufr tetapi rumah untuk Indonesia bersama, berkerja dan beribadah kepada Allah. Tujuan utamanya ialah untuk membuktikan peran umat Islam untuk berkontribusi nyata, meneguhkan komitmen bangsa, menguatkan nilai keislaman, dan mencegah perpecahan bangsa. Adapun prinsip prinsip utama Darul Ahdi Wa Syahadah menghormati kesepakatan tingkat nasional, menjadi warna negara Republik Indonesia yang bertanggung jawab, dan juga membangun peradaban utama. Harapan ke depan umat Islam mampu memberikan teladan terbaik, terwujudnya masyarakat yang menebar rahmat. Darul Ahdi Wa Syahadah bahwa Negara Republik Indonesia merupakan hasil konsensus nasional. Peran strategis Muhammadiyah ialah sebagai kekuatan nasional yang berdiri pada tahun 1912. Kedudukan negara Pancasila yang pertama: Muhammadiyah memandang Negara Republik Indonesia sebagai Negara Pancasila kedua: Esnsi Pancasila selaras dengan Islam, ketiga:  Negara Pancasila yang berjiwa, berpikir, dan bercita-cita luhur.

Materi yang kedua disampaikan oleh ibu Leo Nisya Sagita, S.I.K polda DIY  dengan materi Peran Strategis Mahasiswa dalam upaya Bela Negara di Era post-Truth menjawab tantangan disinformasi dan memperkuat ketahanan bangsa melalui generasi penerus cerdas yang disampaikan pada mataf 1 Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta di Convention Hall Masjid Walidah Dahlan pada tanggal 16 September 2025. Era post-Truth merupakan istilah yang merujuk pada keadaan di mana fakta-fakta objektif memiliki pengaruh yang kecil dalam membentuk opinni publik dibandingkan dengan emosi dan keyakinan pribadi, publik lebih percaya akan berita yang tidak akurat. Informasi hoaks ini banyak menyebar di era digital dan pada kasus ini dapat memicu perpecahan social bahkan dapat menurunkan semangan nasionalisme baik warga masyarakat Indonesia. Menurut penelitian Lemhannas RI 2024 sebanyak 39% mahasiswa di Indonesia mengalami kasus yang sama. Tantangan utama bagaimana mahasiswa ini dapat menyaring informasi dengan baik di tengah arus informasi yang tidak jelas kebenarannya atau yang biasa Gen Z sebut dengan nama berita hoaks. Bela negara bukan hanya soal militer saja akan tetapi sikap aktif, belajar dengan rajin, taat hukum, melestarikan budaya, dan menolak segala bentuk radikalisme yang mengancam persatuan bangsa. Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan mahasiswa dalam Bela Negaravdi Era Post-Truth yaitu dengan literasi digital engan metode saring sebelum sharing tanggapi hoaks dengan fakta, dan gunakan teknologi untuk meneyebarkan narasi posistif tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan langkah awal verifikasi sumber informasi yang di dapat dan edukasi media social yang bertangguang jawab. Selain dengan literasi digital adapum Pendidikan kewarganegaraan yang dapat memperkuat bela negara di kampus sebagai fondasi moral. Mahasiswa ialah kunci ketahanan bela bangsa di era post-trunt, bela negara adalah kewajiban setiap warga negara, terutama mahasiswa sebagai generasi penerus dan agen perubahan yang memiliki tanggung jawab besar. Mari jadikan bela negara sebagai Gerakan yang nyata di era digital.

Materi yang ketiga disampaikan oleh Bapak Amika Wardana, S.Sos,.MA.Ph,D. pada Mataf 1 Universitas Aisyiyah Yogyakarta tanggal 16 September mengenai system Pendidikan tinggi Indonesia, Pendidikan tinggi berawal dari tradisi kuno; Akademik Pluto, Nalanda, Madrasah islam. Fungsi awal untuk menjaga kebenaran, mwndidik professional. Bersama perguruan tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah, Muhammadiyah berperan penting dan sudah mendirikan perguruan tinggi pertama pada tahun 1955 yaitu (Universitas Muhammadiyah Jakarta ) sejak awal tahun 1912. Lebih dari 163 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah menjadi jaringan PTS terbesar di Indonesia dengan orientasi masa depan menjadi kampus berdampak unggul dalam mutu akademik, riset, dan melahirkan lulusan professional berkarakter islam. Penyebaran Muhammadiyah Aisyiyah di penjuru Provinsi diantaranya Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Papua. Dengan akreditasi institusi unggul 19, baik sekali 40, B 16, baik 72, dan dalam ptoses 15. Menjadi mahasiswa bukan sekedar menguasi ilmu ketrampilan mendalami bidang studi yang di pilih akan tetapi juga mengembangkan diri membentuk karakter, berpikir kritis dalam menganalisis masalah, mempersiapkan karier masa depan untuk bekal dunia kerja, dan memberi konstribusi pada Masyarakat dengan menggunakan ilmu dan kapasitas diri untuk kemajuan bangsa dan kemanusiaan. Oerbandingan beban masa studi dan syarat khusus pada jenjang Diploma 3 (D3) beban SKS 108-120 dengan masa studi 3 tahun, jenjang Diploma 4 (D4) beban SKS 144-160 dengan masa studi 4 tahun, Sarjana (S1) beban SKS 144-160 dengan masa studi 4 tahun, dan Profesi beban SKS 36-50 dengan masa studi 1-2 tahun.

Terimaksih kepada Bapak Amika Wardana, S.Sos,.MA.Ph,D., Ibu Leo Nisya Sagita, S.I.K polda DIY  dan Ibu Prof. Dr. Mufdillah, S.Pd., S.St.T., M.sc. yang telah berkenan menjadi narasumber pada pertemuan  Mataf-1 hari Selasa 16 September 2025  Universitas Aisyiyah Yogyakarta yang bertempat di Convention Hall Masjid Walidah Dahlan UNISA

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun