Mohon tunggu...
Dhinar S. Kusumadwi
Dhinar S. Kusumadwi Mohon Tunggu... Lainnya - .

Pembaca yang menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Fiksi Mini: Satu Malam, Dua Jiwa

23 Agustus 2020   13:19 Diperbarui: 26 Agustus 2020   16:34 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gadis (sumber gambar: hipwee.com)

Seorang gadis kecil menangis di depan kamar mayat. Tangannya penuh darah.

Budi menutup mata, telinga, sekalipun hatinya. Masalah ini harus tuntas sebelum tengah malam. Mereka tidak boleh menemukan pelakunya. Atau hidupnya akan terancam.

***

Tidak. Ia tidak boleh menyesal. Toh, sudah terlambat. Mereka sudah mati. Dan orang mati tidak bisa hidup kembali. Ia menyelamatkan keluarganya. Tidak ada yang salah dengan itu. Semua orang pasti akan melakukannya.

Untuk setiap pencapaian, beberapa hal harus dikorbankan. Mungkin uang, posisi, hubungan, atau apapun. Kali ini, hal itu adalah dua nyawa tak berdosa. Dan hati nuraninya.

***

"Kamu Nanda, ya?"

Budi menatapnya. Manik mata kecil itu takut-takut menatap balik. Disana, ada kecerdasan dan keberanian yang mengintip perlahan. Gadis kecil itu mengangguk.

"Mau ikut Bapak? Nanti kamu bakal punya rumah dan bisa sekolah lagi."

Manik mata itu mengerjap, kini dipenuhi pertanyaan. Budi hanya menjawabnya dengan senyuman.

Melalui mata kecil itu, ia berusaha menemukan kembali nuraninya.

(Project Kelas Fiksi Mini Batch 2)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun