Seorang gadis kecil menangis di depan kamar mayat. Tangannya penuh darah.
Budi menutup mata, telinga, sekalipun hatinya. Masalah ini harus tuntas sebelum tengah malam. Mereka tidak boleh menemukan pelakunya. Atau hidupnya akan terancam.
***
Tidak. Ia tidak boleh menyesal. Toh, sudah terlambat. Mereka sudah mati. Dan orang mati tidak bisa hidup kembali. Ia menyelamatkan keluarganya. Tidak ada yang salah dengan itu. Semua orang pasti akan melakukannya.
Untuk setiap pencapaian, beberapa hal harus dikorbankan. Mungkin uang, posisi, hubungan, atau apapun. Kali ini, hal itu adalah dua nyawa tak berdosa. Dan hati nuraninya.
***
"Kamu Nanda, ya?"
Budi menatapnya. Manik mata kecil itu takut-takut menatap balik. Disana, ada kecerdasan dan keberanian yang mengintip perlahan. Gadis kecil itu mengangguk.
"Mau ikut Bapak? Nanti kamu bakal punya rumah dan bisa sekolah lagi."
Manik mata itu mengerjap, kini dipenuhi pertanyaan. Budi hanya menjawabnya dengan senyuman.
Melalui mata kecil itu, ia berusaha menemukan kembali nuraninya.
(Project Kelas Fiksi Mini Batch 2)