Mohon tunggu...
Dhimas Raditya Lustiono
Dhimas Raditya Lustiono Mohon Tunggu... Senang Belajar Menulis

Perawat di Ruang Gawat Darurat | Gemar Menulis | Kadang Merasa Tidak Memiliki Banyak Bakat

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menembus Batas Lelah

17 September 2025   01:29 Diperbarui: 17 September 2025   01:29 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika narasi tentang work-life balance digaungkan, hal tersebut justru tidak related dengan sebagian orang yang terpaksa bekerja setelah pulang kerja. Singkatnya kita sebut aktivitas tersebut dengan sebutan "menembus batas lelah", sebuah fenomena yang terjadi bagi beberapa orang yang terpaksa melakoni pekerjaan sampingan demi memenuhi kebutuhan dasarnya.

Orang yang menembus batas lelah adalah mereka yang mengurangi waktu istirahat atau waktu pribadinya, ketika orang lain bisa menikmati tayangan Netflix atau menonton seri pengembangan diri di youtube, ada sebagian orang yang harus bekerja di saat fisik sedang tidak prima, semua itu dilakukan karena perut memiliki logikanya sendiri.

Saya mengakhiri shift malam dengan segenap sisa tenaga yang ada, saya bersyukur karena di klinik tempat saya bekerja menyediakan sarapan gratis untuk karyawan yang sudah menyelesaikan shift malam, hal ini tentu saja membuat saya tidak perlu mencari penjaja nasi uduk atau bubur ayam demi memenuhi nutrisi sarapan pagi.

Setelah mengakhiri ibadah makan pagi, saya melakukan finger print lalu memanasi sepeda motor, jalanan pagi yang saya lalui sudah berangsur sepi karena anak sekolah sudah berada di ruang kelas, lalu saya melihat ada teman saya sedang menyiapkan gerai minuman dingin, saya sangat mengenalinya karena kami sama-sama rekan sejawat, ia membuka bisnis minuman dingin seperti matcha atau ice americano.

Rekan saya memiliki hobby futsal dan sepakbola, alih-alih melakoni hobby sepulang sekolah, dirinya justru harus menyisihkan waktunya untuk menambah pundi-pundi tabungan, ketika saya mencoba memesan ice americano, saya terkaget ketika harga yang dijual amatlah murah dan terjangkau, ia mengaku hanya mengambil untung tipis.

Tak hanya itu, ada pula rekan kerja saya yang memiliki kedai seblak di rumahnya, dia memang hobby memasak, sehingga aktifitas sampingannya bisa menjadi hiburan tersendiri. Meski demikian ada sedikit kendala saat dirinya sedang berada dalam jam dinas, tak sekali dua kali saya melihat aura kelelahan, bahkan untuk sekadar berjalan saja seperti hampir sempoyongan.

Saya masih terus berdialog dengan pemikiran saya, apakah dua contoh di atas merupakan sebagian kecil yang saya ketahui, ataukah memang perekonomian kita sedang tidak baik-baik saja sehingga masih ada orang yang harus menjalani usaha sampingan demi mendapatkan penghasilan tambahan, seakan waktu berjalan tanpa mengizinkan untuk beristirahat.

Tak lama saya sampai di rumah, Istri sedang bekerja, anak saya sedang berada di day care dan PAUD, sedangkan saya berada sendiri di rumah. Dengan segenap sisa tenaga, saya mencoba membuat segelas kopi hitam, saya aduk kopi tersebut sebanyak 33 kali searah jarum jam dan 33 kali berlawanan arah jarum jam.

Lelah adalah keniscayaan, lelah merupakan alarm biologis yang mengharuskan manusia untuk beristirahat, namun sesapan kopi ini membuat mata sulit terpejam, srrrpt ahh. Kemudian tangan saya meraih laptop yang ada di atas lemari, mencoba menuangkan ide yang sempat mengendap.

Tak lama saya tersadar, bahwa saya juga melakukan apa yang saya anggap sebagai menembus batas lelah. Merangkai kata, merangkai aksara dengan segenap sisa tenaga, sembari sesekali menyesap secangkir kopi hitam yang diam-diam mengajak saya bermonolog.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun