Mohon tunggu...
Dhia Restia Dewi
Dhia Restia Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mari bercerita

Tapi tentang waktu yang barang kali ingin bercerita.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tiga Kelinci Jahil

14 Juli 2021   15:00 Diperbarui: 14 Juli 2021   15:08 1644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cerita pendek merupakan salah satu jenis prosa yang isi ceritanya bukan kejadian nyata dan hanya dibuat-buat. Yuk kita simak cerita tiga kelinci yang super jahil...

Tiga Kelinci Jahil

Di sebuah kebun nan subur, hiduplah seorang kakek tua bersama hewan ternaknya. Phi-phi si kelinci berwarna merah, Cim-cim si kelinci kuning, dan Koo-koo si kelinci merah muda. Mereka adalah tiga kelinci yang suka sekali mengganggu hewan-hewan ternak lain seperti, Si Ayam, Si Kambing,Bebek, Si sapi, dan yang lainnya.  

Pada suatu hari, kakek tua hendak pergi ke suatu desa yang jaraknya jauh dari kebun. Dia meminta Koo-koo, Cim-cim, dan Phi-phi untuk menjaga kebun dan membantu merawat hewan-hewan lainnya. 

"Kali ini Kakek menunjuk kalian untuk merawat seisi kebun. Jagalah baik-baik sampai Kakek kembali". Kata Kakek. 

Kakek tua-pun pergi setelah mengelus hewan ternaknya satu persatu dengan penuh kasih sayang. 

"Tidak! Koo-koo, Cim-cim, dan Phi-phi pasti akan semakin jahil! Bagaimana ini?" Bisik si bebek yang sudah merasa takut. 

Benar saja, belum lama Kakek pergi tiga kelinci ini langsung berlari-larian hingga menginjak tanaman-tanaman kecil. Melihat Koo-koo, Cim-cim, dan Phi-phi yang sedang asyik bermain, hewan-hewan lainnya langsung bersembunyi di tempat yang berbeda. Mereka tidak mau kalau nanti dijahili tiga kelinci ini. 

Sudah cukup lama Koo-koo, Cim-cim, dan Phi-phi bermain hingga merusak perkebunan. Tanaman-tanaman banyak yang patah, dan buah-buah dari tanaman merambat seperti tomat, labu, dan semangka berserakan di mana-mana. Mereka merasa lelah dan beristirahat di bawah pohon apel. Setelah cukup lama beristirahat, Koo-koo, Cim-cim, dan Phi-phi merasa bosan. 

"Aha! Aku punya rencana!" Seru Koo-koo tiba-tiba yang mengejutkan Cim-cim dan Phi-phi. 

"Rencana apa itu?" Tanya Phi-phi penasaran. 

"Bagaimana kalau kita jahili si kambing, si sapi, atau si ayam? Pasti seru!" Kata Koo-koo lagi dengan semangat. 

"Wah, ide yang bagus. Ayo, ayo, aku sudah tidak sabar" sahut Cim-cim, menjadi lebih semangat.

Setelah merencanakan sesuatu, mereka mencari sasarannya. Tapi herannya, kenapa tidak ada satupun dari hewan-hewan yang ingin mereka jahili itu. Mereka tidak ada di kandangnya masing-masing. Mereka menghilang tanpa jejak. 

"Kambing... kambing... kau di mana?" Teriak Phi-phi mencari kambing. 

"Si ayam juga menghilang, mereka semua ke mana ya?" 

"Semuanya menghilang, kalau begitu mari kita pancing mereka dengan makanan". Saran Koo-koo sambil mendekati rumput segar di sekitar kebun. 

Tiga kelinci ini menyiapkan makanan untuk hewan-hewan, lalu secara tidak sengaja Cim-cim menemukan bubuk cabai di dapur di dekat kandang si ayam. Dari sanalah mereka menemukan cara untuk menjahili semua hewan sekaligus. Makanan mereka dicapur dengan bubuk cabai yang Cim-cim temukan. 

"Duk, diaduk, diaduk, hihi pasti wajah si sapi akan merah setelah ini" ujar Koo-koo sambil mengaduk makanan. Setelah semuanya siap, mereka berteriak lagj memanggil hewan ternak yang bersembunyi. 

"Bebek, makananmu sudah siap" 

"Ayam, aku membuatkan makanan lezat untukmu!" 

"Sapi dan kambing, rumputmu sudah siap! Segar sekali! Kami membuatkan makanan untuk kalian sesuai perintah kakek. Ayolah keluar!" Koo-koo, Cim-cim, dan Phi-phi saling sahut. 

Benar saja, hewan-hewan keluar dari tempat persembunyiannya. Sebenarnya mereka memang sudah lapar sedari tadi. Mereka tidak lagi berpikir bahwa mereka akan dijahili mengingat makanan yang dibuat oleh ketiga kelinci ini terlihat lezat. 

"Terima kasih Koo-koo, Cim-cim, Phi-phi. Aku akan menikmatinya, kwek kwek" kata si bebek dengan ramah. Mereka semua pun memakan makanan secara bersamaan, tidak sadar kalau ketiga kelinci ini sedang tertawa kecil di belakang. Lalu...

"Moooo... pedaaas... moooo" teriak si sapi yang merasa lidahnya seperti terbakar. 

"Pyak... pyak... pyak... aku mau minum" si ayam pun begitu. Kelinci-kelinci ini tertawa terbahak-bahak. 

"Mbee... kenapa rumputku rasa cabai?" 

Si Kambing juga lompat sana, lompat sini karena tidak dapat menahan pedas. Hingga tanpa dia dan semua hewan sadari kalau kambing menjatuhkan bubuk cabai ke wortel-wortel kesukaan kelinci. 

Bubuk cabai itu tersebar lebih banyak dari yang kelinci-kelinci tadi taburkan. Hewan-hewan yang merasa pedas di mulutnya merasa sangat kesal atas ulah Koo-koo dan kedua temannya. Mereka memilih untuk masuk ke dalam kandang mereka masing-masing, hingga matahari terbenam dan terbit lagi.

Pagi itu, ketiga kelinci jahil itu sangat lapar, Phi-phi mengambil tiga buah wortel, satu untuknya, satu untuk Koo-koo, dan satu lagi untuk Cim-cim. Seperti biasa, mereka akan bersantai di bawah pohon apel. Mereka mulai melahap wortel yang rasanya menjadi sangat pedas itu.

Nyam, nyam, nyam~

"Huaaaaah pedaaaaas!" Teriak kelinci-kelinci ini bersamaan. 

Suara mereka mengejutkan hewan lainnya. Mereka keluar dari kandang untuk mencari tahu suara siapa itu. Setelah mereka mengetahui kalau Koo-koo, Cim-cim, dan Phi-phi yang sedang kepedasan karena wortel, mereka menertawakannya, "Hahaha rasakan itu!" 

Setelah memakan wortel pedas, perut ketiga kelinci ini terasa mulas, mereka terus buang air besar. Mereka jatuh sakit dan dirawat oleh teman-teman yang kemarin sudah lebih dulu merasakan sakit perut.

Keesokan harinya Kakek tua kembali ke kebun. Dia mendapati kebunnya berantakan lalu mencari tahu apa yang sudah terjadi. Ternyata hewan-hewannya sedang berkumpul di kandang kelinci. 

Kakek tua pun diceritakan oleh hewan-hewan ternaknya. Namun dia tidak bisa marah mengingat semua yang ada di kebun begitu ia sayangi. Akhirnya, sambil merawat tiga kelinci yang sakit, Kakek tua pun menasehati mereka.

"Tidak ada salahnya kalian bersenang-senang, asal tidak merugikan orang lain. Sekarang kalian harus meminta maaf pada teman-teman kalian. Meski sudah dijahili mereka tetap merawat kalian saat sedang sakit. Kalian harus berjanji untuk saling menghormati dan menyayangi".

Koo-koo, Cim-cim, dan Phi-phi mengangguk. Mereka menyesali semua yang sudah mereka lakukan. Sejak saat itu, hewan ternak beserta kelinci-kelinci ini menghabiskan waktu untuk bermain bersama dan hidup saling menyayangi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun