Ramadan Bertumbuh: Merangkai Kesadaran, Menempa Diri

Ramadan kali ini menyuguhkan pengalaman yang jauh melampaui rutinitas puasa.

Di tengah kesibukan sebagai ibu rumah tangga, saya memutuskan untuk menantang diri, merangkul peluang untuk tumbuh dan berdaya. 

Memperdalam lagi tentang accounting software, dunia yang saya tekuni kembali meskipun hanya sebatas freelance, merintis jalan sebagai konten kreator, dan ikut program Narative di Kompasiana.

Baca juga: War Takjil? Beli Takjilnya di Tetangga Terdekat Dahulu Yuk!

Setiap hari di Ramadan adalah lembaran baru untuk belajar. Saya menyadari, batasan usia dan status bukanlah penghalang untuk menuntut ilmu. 

Buku-buku yang lebih banyak dibaca, artikel-artikel yang saya tulis di Kompasiana, semuanya menjadi sarana untuk memperluas cakrawala dan mempertajam pikiran. 

Ramadan menjadi madrasah kehidupan, tempat saya belajar tentang disiplin, ketekunan, dan keberanian untuk mencoba hal baru.

Pekerjaan rumah tangga, yang sebelumnya terasa monoton, kini dijalani dengan penuh kesadaran. 

Baca juga: Mindfulness Ramadan: Menemukan Kedamaian dalam Kesadaran

Saya belajar untuk hadir sepenuhnya di setiap momen, menikmati kebersamaan dengan keluarga, dan menemukan keindahan dalam kehangatan. 

Baca juga: After Resign, ini Ramadan-ku yang Paling Produktif

Mindfulness menjadi kompas yang menuntun langkah, membantu saya untuk lebih fokus dan menghargai setiap detik kehidupan. 

Saya belajar untuk melihat setiap tugas sebagai kesempatan untuk melatih kesabaran dan keikhlasan.