Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Rinjani Surganya Para Pendaki

5 November 2012   23:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:55 974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rinjani, sebuah fenomana bentang alam dan surganya para pendaki gunung. Tempat impian bagi mereka yang beraktivitas di alam bebas. Dari Rinjani cinta itu bersemi menumbuhkan benih-benih cinta akan Indonesia yang membuahkan rasa bangga akan tanah air. Rinjani mengajarkan makna akan cinta akan sebuah mahakarya dan hanya ada di Indonesia. Catatan ringan saat tubuh mungil ini menjejaki jalan setapak menuju puncak Rinjani hingga bermalam di Segara Anak. Rinjani adalah impian bagi siapa saja yang ingin menikmati surga tersembunyi di Nusa Tenggara Barat. Keramahan penduduk asli yang didominasi suku Sasak membuka jendela pengetahuan, bahwa ada kekayaan di tanah yang penuh dengan sabana ini. Pemandangan alam, jangan ragukan lagi keindahannya. Jika kita cermat, akan ada banyak sekali keindahan di pulau ini dan Rinjani adalah salah satunya. Berawal dari terminal Bertais di Mataram, Nusa Tenggara Barat perjalanan itu dimulai. Nampak ragu dan mangu kemana tapak kaki ini berjalan. Lamunan di teras pos polisi buyar seketika ada seorang pemuda meneriakkan kata-kata Sembalun Lawang. Itu tujuan saya, langsung saya memasuki sebuah kendaraan umum untuk melangkah menuju kaki Gunung Rinjani. Perjalanan menuju Sembalun Lawang, tak ubahnya petualangan menuju belantara hutan dengan menelusuri jalan beraspal. Kanan kiri hutan dengan kontur berbukit, memaksa mata ini terus terjaga untuk tak melewatkan momen indah ini. Tak jarang, ditengah-tengah perjalanan Macaca fascicularis (Kera Ekor Panjang) menghentikan laju kendaraan. Firdaus di taman Dewi Anjani semakin membuat tak sabar untuk segera sampai di Sembalun. Tiga jam sudah mesin diesel meraung-raung melintasi bukit-bukit dan berhenti tepat di sebuah gerbang dengan ornamen atap rumah khas suku Sasak. Inilah pintu gerbang pendakian yang menyambut penuh dengan keramahan, namun di belakang sana sepertinya tantangan sudah menanti. Sebuah kontur berbukit-bukit dengan dominasi warna kuning, kemudian hijau dan cokelat kehitaman pada bagian atasnya. Rinjani sudah menanti.

13521728571752539130
13521728571752539130
Usai registrasi di posko pendakian saatnya menapakan kaki selangkah demi selangkah menuju puncak tertinggi nomor 3 di Indonesia. Berjalan menyusuri jalan yang cukup lebar, melewati beberapa sungai yang telah mengering dan teriknya matahari seolah tak mau berkompromi. Padang ilalang dengan dominasi warna kuning emas nampak menari-nari saat sang bayu membelainya. Sebuah pohon akasia menjadi peneduh saat kaki ini lelah berjalanan melewati sabana yang berbukit-bukit.
1352172895136067751
1352172895136067751
Sejenak mengambil nafas di belantara savana. Dua buah pos sudah dilewati, di depan mata masih terhampar padang rumput yang luas. Langkah kaki ini berhenti di sebuah sungai kering dan pada saat itu sang surya sudah menuju peraduannya di sisi barat. Gelapnya malam dari teras tenda memandang indahnya bintang-bintang yang menghiasi langit malam. Tak terasa hawa dingin semakin menusuk tulang dan saatnya untuk mengistirahatkan badan. Udara pagi yang masuk melalui celah tenda membangunkan badan yang lelap bermimpi semalam. Saatnya berkemas untuk menuju 2 buah bukit untuk sampai di Plawangan Sembalun (pintu gerbang menuju puncak). Para pendaki menamakan Bukit Penyesalan dengan jalur di sisi kanan, sedang yang kiri Jalur Penderitaan. Sejenak bimbang memilih menyesal atau menderita. Akhirnya penderitaan itu adalah sebuah pilihan tanpa harus disesali. Berbukit-bukit konturnya dan kali ini sudah lebih teduh karena beberapa pohon sudah menaungi. Gerimis kecil menemani perjalanan itu kemudian disusul oleh kabut yang semakin tebal. Akhirnya menjelang Sang Surya tenggelam, sampai juga di Plawangan Sembalun. Nampak matahari di balik Gunung Agung menandakan pergantian menuju malam. Di bawah hangatnya tenda mencoba beradaptasi untuk persiapan menuju puncak keesokan harinya. Malam ini harus segera istirahat agar kondisi tubuh lekas pulih. Pukul 03.00 pagi beberapa rombongan sudah merangkak menuju puncak dengan waktu tempuh 3 jam. Sudah tak sabar ingin melihat pelataran Dewi Anjani yang kesohor itu, akhirnya dengan bantuan headlamp mulai merangkak naik. Jalur yang terjal dan berpasir membuat pijakan ini tidak stabil dan acapkali harus kembali terperosok ke titik awal. Inilah perjuangan untuk sampai di puncak Rinjani.
13521729451199129592
13521729451199129592
Mendekati puncak Rinjani. Harga mahal yang harus dibayar ternyata tak seberapa mahal dari yang puncak Rinjani suguhkan. Inilah sebuah titik surga diatas bumi Mataram. Hamparan gugusan pulau terlihat jelas dari sini dan lautan luas sepertinya mengelilingi gunung ini. Tak sabar jari ini menunjuk surga yang tersembunyi itu. Segara anakan, sebuah kawah Rinjani yang eksotis bersanding dengan Gunung Baru Jari dengan kepulan asap mungilnya. Inilah mimpi para pendaki mengapa ingin menggapai Rinjani. Dari atap Nusa Tenggara Barat langkah ini berlanjut menuju Taman Eden, yakni Segara Anak. Sebuah danau dari Kawah Gunung Rinjani yang kini menjadi surganya para pendaki. Ikan air tawar melimpah disini, bagi mereka yang hobi memancing bisa menyalurkan hasratnya disini. Bagi mereka yang ingin memanjakan tubuh di sini juga ada pemandian air hangat dari sumber matar air panasnya. Mengapa usai dari puncak segera ingin kesini dan berlama-lama disini.
13521730011841694477
13521730011841694477
Segara Anak begitu damai dan tenang. Barada di tengah-tengah Gunung Rinjani dalam benak hanya bisa menerawang bagaimana dulu kisah kawah selebar ini. Lamunan itu berhenti saat mata ini melihat asap putih dari Gunung Baru Jari yang menjadi penerus dari Rinjani. Asap ikan bakar yang menggoda membawa ke surga yang sesungguhnya dan menjadi kenangan tak terlupakan. Saatnya mengkahiri perjalann ini, dan satu moment yang tak boleh terlewatkan adalah memandang Rinjani dari Plawangan Senaru. Dari titik inilah, pesona terindah dari Rinjani. Pernah dijadikan gambar mata uang 10 ribu, dan itu membuktikan betapa bernilainya lansekap ini. Tak salah jika Rinjani bisa menjadi salah tujuan untuk menjelajahi mahakarya Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun