Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru, Antara Idealis, Realistis, dan Kapitalis

25 November 2021   21:45 Diperbarui: 25 November 2021   22:17 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: borna.news

Habis gimana, tuntutan ekonomi semakin besar. Apa-apa mahal, biayanya membumbung langit, REALISTIS AJA LAH! Siapa sih yang ingin hidup sejahtera, bebas himpitan harta yang menyesakkan dada?

Lagipula, gaji yang diterima kalian ketika udah resmi menjadi abdi negara, kalau dibandingkan dengan saat menjadi guru honorer, sangat jauh berbeda. Udah lebih dari cukup kalau kalian sendiri aja, bahkan bisa hedon dengan hasil jerih payahmu itu. HAHAHAHA.

Okelah, tapi, plis lah, besarnya upah janganlah membuat terlena, apalagi yang telah berkeluarga. Pengeluaran untuk berbagai kebutuhan tetaplah ada. Makanya, menabung dan investasi tetaplah penting untuk kehidupan kita. Terus, berbagi ke sesama dan tapak tilas kerohanian janganlah lupa.

Nah, karena besarnya gajinya itu, ada kok guru yang niat sucinya kemudian berbelok demi materi. Ngajarnya aja ogah-ogahan, malah memberi materi kayak datar dan terasa kayak ceramah aja, atau ngasih tugas ke siswa terus pergi.

AWAS, INI PERINGATAN LOH! Kalau kalian yang motifnya seperti ini tak diluruskan lagi, berapa banyak murid-murid yang tak percaya kalian? malah, ada komentar bernada ngeluh: "Ini kok ngajarnya gak mudeng, ya?"

Makanya, banyak murid-murid berlari ke rumah yang lebih baik bagi mereka; bimbingan belajar!

Meskipun kebanyakan bimbel (menurut yang saya baca di berbagai sumber) didirikan oleh bukan guru, bukan berarti tak ada. Ada kok yang pendirinya para guru!

Memang, para guru ini tak puas dengan gaji segitunya saja, malah ingin mengepakkan sayapnya lebih lebar lagi, ingin kaya pokoknya. Dengan modal jutaan untuk ukuran sekarang, bisa kok buat usaha bimbel!

Lagian, kesulitan yang kerap ditemui saat Ujian Nasional dulu (kini telah dihapus), malah dimanfaatkan pemilik bimbel buat menarik murid-muridnya buat belajar di sana.

Ditambah, dengan menggunakan pendekatan  pengajaran yang menyenangkan, metode-metode termudah, rumus kilat, dan lain-lain sebagai senjatanya. Bisa jadi obat bagi muridnya yang tak puas dengan pengajaran di sekolah!

Dan bimbel tak cuma satu, loh. banyak kompetitor yang bawa strateginya masing-masing, dan pastinya, ada biaya kalau mau dapat layanan itu, entah harganya minimalis atau ala sultan.

Ups, ini bukan promosi, ya. Tapi, bisa dilihat, kalau guru berotak kapitalis itu ada, lewat pendirian bimbingan belajar. Sekolah swasta, kampus swasta aja wajib bayar bagi murid-muridnya, itu sudah membuktikan kalau lembaga pendidikan bisa menjadi mesin uang dan bisa bikin kaya pemilik (modal)nya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun