Mohon tunggu...
Dewi Nurbaiti (DNU)
Dewi Nurbaiti (DNU) Mohon Tunggu... Dosen - Entrepreneurship Lecturer

an Introvert who speak by write

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jelang Petang yang Mengerikan

3 Oktober 2014   00:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:36 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ini adalah jelang petang yang paling mengerikan buat saya. Sepanjang hidup menjalani sore hari menunggu jemputan, saya amat menjadi wanita perkasa yang hampir tidak takut terhadap apapun. Tapi lain ceritanya dengan hari ini.Menunggu suami menjemput saat pulang kerja, tidak beda dengan hari-hari sebelumnya, saya memang lebih suka menghabiskan waktu di mall atau mini market seorang diri. Hanya berteman dengan laptop dan gadget butut yang tetap menjadi harta kebanggaan.

Sore ini saya putuskan menunggu jemputan di mini market "tujuh sebelas" yang jaraknya tidak jauh dari tempat saya bekerja.

Usai membeli minuman, saya duduk di kursi depan toko yang telah disediakan. Berjarak 5 meter, terhalang dengan kursi dan meja kosong di kanan saya, duduk pria berkulit putih, berbaju hitam serta kacamata hitam.

Tidak butuh waktu panjang, saya segera duduk, meletakkan tas, laptop dan jajanan diatas meja.

Belum tuntas dengan semua aktifitas itu tiba-tiba terdengar suara "hallo, how are you?". Spontan saya menoleh ke arah kanan, dimana hanya di arah tersebutlah ada orang lain selain saya di depan toko ini. Ya, jelas dialah yang menyapa saya dengan senyum anehnya.

"Hallo..." Saya jawab sapaannya dengan senyum paling pahit yang saya punya.
Dia terus memandangi saya dari tempat duduknya. Niat hati ingin menyalakan laptop dan menulis tentang berbagai hal, spontan saya urungkan keinginan itu dan bergegas merapikan semua barang-barang. Takut kalau terjadi sesuatu maka semua barang bawaan saya sudah rapi dan siap angkat serta angkut

Masukin laptop ke dalam tas, rapiin handphone, kantongin jajanan dan duduk tegang sambil merasa tak nyaman. Tidak bisa dipungkiri, kali ini saya takut beneran! Hahaha...

Sesekali saya melirik searah jarum jam 3 yang merupakan letak posisi duduknya. Ya Tuhan, dia masih menatap saya

Beberapa saat sekali saya lirik kearahnya lagi, dan sungguh apes nasib saya, dia tetap menatap saya lengkap dengan senyumnya yang menyebalkan!

Jemputan belum juga tiba. Ingin pindah tempat tapi bingung kemana. Berharap ada orang duduk diatara saya dan dia tapi tak juga terwujud. Akhirnya saya putuskan untuk masuk ke dalam mini market lagi. Berputar sekian lama menacari jajanan yang sesungguhnya tidak saya cari.

Terus berkutat dengan sasaran jajanan di dalam, sampai akhirnya jemputan datang. Buru-buru bayar dengan mengambil makanan sembarangan, dan bergegas lari ke luar toko.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun