Penikmat senja dan tarian burung pada panggung dahan di kala petang.
cerpen horor, ayu, rifka, mobil, kakek tua
Cerita berkumpul dikala petang menyapa dengan senjanya yang menutup cerita
Nak, senja hari telah datang Tapi mengapa engkau masih saja sibuk berjogetan
Musim gugur tahun ini dia jalani seperti biasa Melangkah pelan tertunduk diatas serakan daun-daun kering kekuningan
Puisi: Menjelang Petang. Ini kisah cinta sejati.Baca di sini
Matahari di ujung petang Merahnya mewarnai cakrawala yang datang Mengukir cahaya baru di hati yang tenang Melukis harapan baru di awal yang mendatang
Pada suatu petang, Tak ada pembicaraan, Hening menyumbat
sore ini kucoba membuat sendiri meracik kopi sesuai selera lelaki sejati
Kopi petang menantang merupakan sebuah puisi merekam suasana dan latar serta kenangan masa lalu dan harapan masa depan.
Kerinduan dibuat untuk mengantarkan cinta pada singgasana, disana doa dan harapan saling menyatukan keinginan, antara kau dan aku
saat sang petang perlahan tiba dari balik-balik rimbun akasia duduk bersandar aku sedikit rebah
Ungakapan hati yang penuh kebahagiaan, menyambut petang dengan gembira
Puisi yang mengisahkan perjalanan di sebuah petang
Nongkrong asik beratapkan langit sore yang indah, ya bisa dong! Ini dia, tempat beken semua kalangan di kota Tarakan.
Hari akan berganti telah membawa kesan yang dalam dan indah Menjadi bukti bahwa hari akan telah berlalu Dan esok akan datang bersama mentari
Datang kini senja mendulang rindu pada aksara bernilai milik kaum perupa
Petang ini tiada Petantang-petenteng yang menenteng lonceng kegetiran,
Tiga patah kata luruh di bibirkuLalu, tatapan matamu kosongSebelum sebuah cahayaKembali bernyawa di lubuk hatimu.