Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Kolam Sapardi dan Puisi-puisi Lainnya

13 Maret 2025   06:24 Diperbarui: 13 Maret 2025   06:24 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku kumpulan puisi Kolam menunjukkan antusiasme Eyang Sapardi terhadap puisi (dokumentasi pribadi) 


Sebentar lagi, tepatnya tanggal 20 Maret, adalah tanggal lahir Sapardi Djoko Damono (alm). Sastrawan yang telah berpulang empat tahun silam ini telah melahirkan begitu banyak kumpulan puisi sehingga ia juga disebut sebagai penyair yang produktif. Bahkan pada tahun 2017 ia menerbitkan enam buku puisi secara serentak. Salah satunya adalah buku berjudul Kolam ini.

Ada sekitar 50-an puisi dalam buku ini yang terbagi menjadi buku satu, dua, dan tiga. Tiap bagian punya ciri khas tersendiri.

Ada puisi berjudul Pintu yang menarik dibaca. Berikut isinya:
"Pagi dikaruniai begitu banyak pintu dan kita
disilakan masuk melewatinya kapan saja.
Malam diberkahi begitu banyak gerbang dan kita
digoda untuk membukanya dan keluar agar bisa ke Sana.
Tidak diperlukan ketukan.
Tidak diperlukan kunci.
:
Sungguh, tidak diperlukan selamat datang atau
selamat tinggal."

Puisi Sapardi adalah jenis puisi suka-suka, ada juga yang menyebutnya puisi kontemporer. Puisi-puisinya bisa berupa puisi konvensional, tapi tak sedikit yang berupa puisi naratif.

Bagian yang menggunakan puisi konvensional dengan berupa bait dan rima, adalah bagian kedua yang berjudul Sonet 1 hingga Sonet 15. Di sini ia ketat menggunakan jumlah bait yang sama dengan memperhatikan rima.

Sementara puisi berjudul Kolam di Pekarangan berupa puisi naratif yang begitu panjang. Ada empat halaman khusus untuk puisi kolam tersebut. Isi puisinya bergulir tentang hubungan antara kolam, ikan, dan dedaunan yang jatuh ke dalamnya.

Eyang Sapardi nampaknya bersenang-senang dengan puisi naratif. Sebagian puisi seperti catatan harian dan ungkapan gagasannya.

Pada bagian ketiga, nampak kebebasan di dalamnya. Eyang Sapardi bermain-main dengan ukuran huruf, tapi kadang-kadang setia dalam wujud bait. Hanya jumlah barisnya bisa beragam, bebas.

Ada puisinya uang hanya dua baris. Puisi tersebut berjudul Tempias. 
"tik-tok jam itu tempias
semakin deras"

Membaca puisi disebutkan membuat hati lembut dan lebih peka. Selain itu puisi juga memperkaya kita akan diksi dan menerka makna dari bahasa simbolis.

Membaca puisi memang adakalanya lebih rumit daripada membaca buku nonfiksi. Pasalnya, pembaca perlu melakukan intepretasi. Namun, ada kalanya puisi juga menghibur dan memperkaya jiwa, menjadi kawan pelipur sepi.

Detail Buku:
Judul Buku: Kolam
Penulis: Sapardi Djoko Damono
Penerbit: @bukugpu
Tebal Buku: 125 halaman
Genre: Puisi/Sastra
Tahun Terbit: 2017

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun