Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dari Video Game Turun ke Hati

21 Februari 2017   17:42 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:23 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia menoleh ke arahku dan tersenyum manis. “Dua lainnya kan bisa pinjam punyamu”.

Ya Kalian bisa menebak itulah awal pertemuan kami. Sejak itu Kami gemar tukeran game atau belanja CD game berdua. Bahkan akhir pekan sering kami habiskan dengan bermain video game bareng. Rupanya kakakku di rumah dan adik-adiknya di rumah sudah paham akan kegilaan kami terhadap video game. Kami siap saling mengalahkan dan mencetak top scores. Tapi jangan disangka kami beradu strategi saat bermain bersama. Tidak...kami berdua malah asyik bermain Street Fighter, Soul Calibur ataupun Mortal Combat. Jikapun salah satu dari kami bermain Resident Evil atau Silent Hill, maka salah satu dari kami suka bikin kaget. Hahaha kakak dan ortu jadi ikut kaget apabila anak gadisnya berpura-pura jadi hantu menakut-nakuti partnernya.

Oh ya nama pria itu ehem si Rega. Ia bukan hanya mania games, ia juga pandai membuat games, meski ya masih bisa dibilang alurnya sederhana. Tapi yang bikin gemes itu karakternya. Imut-imut. Kata Rega karakter yang unyu-unyu itu terinspirasi dariku. Aduh bikin ge er aja.

Rega juga ingin suatu saat membuat theme song video game buatannya sendiri. Aku lalu menunjukkan koleksi lagu video games. Kami berdua kemudian bernyanyi dan dua adiknya yang masih balita dan kelas 1 SD pun menari-nari mengikuti irama kami.

Kami berdua terlihat seperti pasangan sempurna. Mereka yang melihat kami juga seolah-olah melihat anak kembar, hanya beda jenis kelamin. Jadi apa yang salah.

Pertanyaan yang tepat adalah siapa dia yang dimaksud Rega itu. Huhuhu kupikir aku satu-satunya perempuan di mata Rega. Apakah aku terlalu tomboy? Apakah aku terlalu mania games? Duhhh rasanya oksigen mendadak menghilang ketika Rega mengatakan hubungan kami hanya teman.


Aku merasa merana

...

Setahun kemudian

Kata kakakku, aku itu seperti gulali, manis dan lengket. Ia juga berkata aku mirip dengan kapas, tipis dan mudah tertiup angin. Aku sendiri agak bingung dengan perumpamaan kakakku, mungkin ia ingin mengatakan jika aku sebenarnya anak yang mudah lengket dan juga mudah melupakan.

Sebenarnya aku berpura-pura seperti biasa karena tidak ada yang tahu kalau aku sudah ditolak mentah-mentah oleh Rega.  Oleh karenanya aku ingin memekik ketika kakakku menyebutku seperti angin, jangan-jangan ia tahu jika adiknya sudah menyatakan cinta dan ditolak. Duh amit-amit, mau ditaruh mana wajahku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun