Mohon tunggu...
Dewiyatini
Dewiyatini Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga

Penulis Lepas, Kontributor, Fotografer Amatir, Videographer Kulakan, Tukang Dongeng, Separuh IRT, Separuh Pekerja Lepas, Kurir Makan Siang, Camilan Hunter, Fans Bakso-Thing, Eksperimental Chef, Bodyguard Suami.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Overthinking dan Under-Action: Capek Sendiri, Masalah Nggak Selesai-selesai

13 Februari 2025   10:22 Diperbarui: 13 Februari 2025   10:22 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi pribadi yang diolah aplikasi Dreamina AI.

Pernah nggak sih kamu merasa lelah banget, tapi bukan karena banyak kerjaan, melainkan karena otak nggak berhenti berpikir? 

Kamu memikirkan segala kemungkinan buruk, skenario yang belum tentu terjadi, dan terus bertanya-tanya: "Nanti kalau begini gimana?", "Kalau gagal gimana?", "Apa aku cukup baik?"

Akhirnya, kamu nggak ngapa-ngapain. Terjebak dalam pikiran sendiri. Bukannya mencari solusi, justru makin tenggelam dalam ketakutan. Ini yang disebut over-thinking, under-action.

Aku juga pernah ada di fase ini. Misalnya, saat mau mulai proyek baru, bukannya langsung jalan, aku malah sibuk mempertimbangkan terlalu banyak hal. Takut gagal, takut nggak ada yang tertarik, takut nggak bisa konsisten. 

Tapi di sisi lain, karena nggak benar-benar mulai, aku justru makin stres sendiri. Ujung-ujungnya? Nggak ada yang berubah.

Padahal, kalau dipikir lagi, masalahnya sebenarnya nggak sebesar yang ada di kepala. Kita aja yang bikin berat.

Kenapa Kita Sering Memperumit Masalah?

Kadang, kita merasa dengan berpikir panjang, kita bisa menemukan solusi terbaik. Padahal, kebanyakan berpikir justru bikin kita semakin ragu dan nggak melakukan apa-apa. Kita sibuk merancang skenario di kepala, tapi nggak pernah sampai ke tahap eksekusi.

Sama seperti orang yang ingin mulai hidup sehat. Bukannya langsung mulai olahraga, dia sibuk cari diet terbaik, program gym yang sempurna, atau alat olahraga yang katanya paling efektif. Hasilnya? Waktunya habis buat mikirin, tapi nggak pernah mulai beneran.

Atau misalnya kamu ingin merintis bisnis kecil. Sebelum mulai, kamu sibuk memikirkan modal, strategi pemasaran, pesaing, tren pasar---semuanya sampai bikin pusing sendiri. Padahal, kalau langsung mulai dengan langkah kecil, kamu bisa belajar sambil jalan.

Hidup sebenarnya lebih sederhana dari yang kita bayangkan. Kalau ada masalah, hadapi. Kalau ada impian, kejar. Nggak perlu menunggu momen sempurna, karena yang paling penting adalah mulai dari langkah kecil.

Mau hidup lebih sehat? Cukup mulai dengan jalan kaki 10 menit sehari.
Mau bisnis? Coba jual sesuatu ke orang terdekat dulu.
Mau lebih produktif? Mulai dari mengerjakan satu tugas kecil tanpa terdistraksi.

Kadang, langkah kecil yang terlihat remeh justru membuka jalan ke perubahan besar. Jangan biarkan pikiran yang berlebihan membuatmu berhenti. 

Lakukan sesuatu hari ini, sekecil apa pun. Karena kalau cuma dipikirin terus, nggak ada yang akan berubah.(*)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun