Pernah nggak sih kamu merasa lelah banget, tapi bukan karena banyak kerjaan, melainkan karena otak nggak berhenti berpikir?Â
Kamu memikirkan segala kemungkinan buruk, skenario yang belum tentu terjadi, dan terus bertanya-tanya: "Nanti kalau begini gimana?", "Kalau gagal gimana?", "Apa aku cukup baik?"
Akhirnya, kamu nggak ngapa-ngapain. Terjebak dalam pikiran sendiri. Bukannya mencari solusi, justru makin tenggelam dalam ketakutan. Ini yang disebut over-thinking, under-action.
Aku juga pernah ada di fase ini. Misalnya, saat mau mulai proyek baru, bukannya langsung jalan, aku malah sibuk mempertimbangkan terlalu banyak hal. Takut gagal, takut nggak ada yang tertarik, takut nggak bisa konsisten.Â
Tapi di sisi lain, karena nggak benar-benar mulai, aku justru makin stres sendiri. Ujung-ujungnya? Nggak ada yang berubah.
Padahal, kalau dipikir lagi, masalahnya sebenarnya nggak sebesar yang ada di kepala. Kita aja yang bikin berat.
Kenapa Kita Sering Memperumit Masalah?
Kadang, kita merasa dengan berpikir panjang, kita bisa menemukan solusi terbaik. Padahal, kebanyakan berpikir justru bikin kita semakin ragu dan nggak melakukan apa-apa. Kita sibuk merancang skenario di kepala, tapi nggak pernah sampai ke tahap eksekusi.
Sama seperti orang yang ingin mulai hidup sehat. Bukannya langsung mulai olahraga, dia sibuk cari diet terbaik, program gym yang sempurna, atau alat olahraga yang katanya paling efektif. Hasilnya? Waktunya habis buat mikirin, tapi nggak pernah mulai beneran.
Atau misalnya kamu ingin merintis bisnis kecil. Sebelum mulai, kamu sibuk memikirkan modal, strategi pemasaran, pesaing, tren pasar---semuanya sampai bikin pusing sendiri. Padahal, kalau langsung mulai dengan langkah kecil, kamu bisa belajar sambil jalan.