Mohon tunggu...
Puisi

Satu Darah Satu Amarah, Ada Darah yang Harus Terjarah

29 Mei 2015   21:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:28 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tersenyumlah..
Tertawalah..
Sampai ketika mata terbelalak.
Sampai ketika mulut menganga.

Andai hukum rimba adalah sah dan nyata.
Andai tiada penghakiman penguasa.
Ada dendam yang tak bisa diredam.
Ada darah yang harus terjarah.

Kau adalah kebencian mutlak untuku.
Kau adalah sumber dari segala sakitku.
Satu darah, satu amarah, ada darah yang harus terjarah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun