"Gung, kita ke lobi yuk. Kita bikin kopi sambil rokokan." Sujai mengajak Agung sambil merapikan buku dokumen rapat yang dia baca.Mereka kemudian melangkah menuju lobi hotel.
***
Terlihat beberapa petugas masih sigap menerima tamu yang baru masuk hotel. Rupanya mereka akan mengadakan pertemuan di Jakarta. Sepintas terlihat dari pakaian seragam mereka.
Setelah mencampur kopi, Sunjai mengambil air hangat di...Ternyata tempat isi air terlihat kosong. Sunjai menanyakan kepada resepsionis.
"Coba ambil di sebelah mushola Pak!"
Sunjai bergegas menuju tempat yang ditunjuk. Ternyata tidak jauh dari gang sebelah kanan. Bau menyengat kopi hitam menyengat hidung. Mereka bergegas keluar lobi tempat para tamu menikmati sensasi kopi dan hisapan rokok.
"Waah...enak, panas dan rasanya kena." Kata Agung. Kepulan asap rokok terlihat. Sunjai menimpali sambil menatap perempuan di depan yang sedang menghirup rokok.
"Nggak bosen-bosen ya Jai. Emang Kamu  mata celepuk."
Sunjai tersenyum sambil sesekali memandangi perempuan d depannya. Ada bayangan masa lalu melintas. Ia ingat tetua dahulu seperti ibu dan neneknya sesekali merokok juga.
"Jangan munafik Gung. Setiap lelaki pasti suka melihat perempuan cantik. Aku sih hanya mengagumi."
"Kalau dianya mau? Pasti ndak nolak kan?"
"Jauh panggang dari api Gung. Beli rokok aja di kampung masih ngebon. Jangan mimpilah. Enakan nulis hayalan saja."
Sunjai menjawab. Jemarinya terus bermain pada hp yang Ia pegang.
***
Sedang asik mengetik, tiba-tiba perempuan itu sudah berdiri dihadapan mereka. Tak ada sempat memperhatikan. Entah nasib baik dari mana datangnya kok bisa seperti itu. Tidak cukup sampai disitu, perempuan cantik itu berucap.