Hakikat Peserta Didik: Apakah peserta didik adalah tabula rasa (lembaran kosong) yang pasif menunggu diisi pengetahuan, ataukah mereka adalah homo faber (manusia pencipta) yang aktif mengkonstruksi pengetahuannya sendiri? Jika kita memandang peserta didik sebagai makhluk yang kaya potensi, memiliki akal, perasaan, dan kehendak bebas, maka pendidikan harus dirancang untuk memfasilitasi pengembangan potensi tersebut secara holistik, bukan sekadar memaksakan informasi. Realitas "ada"nya seorang peserta didik bukan hanya fisik, tetapi juga mental, emosional, dan spiritual.
Hakikat Pendidik: Pendidik secara ontologis adalah agen yang memfasilitasi proses belajar. Ia bukan hanya penyampai materi, melainkan juga pembimbing, motivator, dan teladan. Eksistensi pendidik dalam proses belajar adalah untuk memanusiakan manusia, membimbing peserta didik menemukan jalan menuju potensi terbaik mereka.
Hakikat Pengetahuan yang Diajarkan: Apa sebenarnya realitas dari pengetahuan yang kita ajarkan? Apakah matematika itu hanya simbol-simbol abstrak atau ada realitas universal di baliknya? Apakah sejarah adalah sekumpulan fakta masa lalu yang mati, ataukah ia adalah cerminan dinamika kehidupan manusia yang terus berulang? Ontologi membantu kita memahami sifat dasar dari materi yang dipelajari.
Ketika sebuah kurikulum dirancang, pertanyaan ontologis fundamentalnya adalah: "Manusia seperti apa yang ingin kita hasilkan?" Jika jawabannya adalah "manusia yang beriman dan bertakwa," maka akan ada mata pelajaran agama dan pendidikan karakter yang kuat. Jika jawabannya adalah "manusia yang mandiri dan inovatif," maka pendidikan akan mengarah pada pengembangan kreativitas dan kewirausahaan sejak dini. Jadi, ontologi pendidikan membentuk landasan eksistensial dari seluruh sistem pendidikan.
Aspek Epistemologi Pendidikan: Bagaimana Kita Memperoleh Pengetahuan?
Epistemologi membahas teori pengetahuan, yang dalam pendidikan berarti "bagaimana pengetahuan diperoleh, disusun, dan disampaikan?". Ini adalah inti dari proses belajar-mengajar.
Kita belajar tentang dunia di sekitar kita melalui berbagai cara. Epistemologi pendidikan mempertanyakan metode-metode tersebut dan keabsahan pengetahuannya.
Sumber Pengetahuan: Dari mana pengetahuan kita berasal?
Empirisme: Pengetahuan berasal dari pengalaman indrawi (melihat, mendengar, merasakan). Dalam pendidikan, ini tercermin pada metode praktikum, observasi, atau field trip. Anak-anak belajar tentang gravitasi dengan menjatuhkan apel, bukan hanya mendengarkan teori.
Rasionalisme: Pengetahuan berasal dari akal budi atau penalaran logis. Ini tercermin pada pelajaran matematika, fisika, atau filsafat, di mana logika dan abstraksi sangat ditekankan. Belajar memecahkan soal aljabar adalah contoh epistemologi rasionalis.
Intuisi dan Otoritas: Pengetahuan juga bisa datang dari intuisi (pemahaman mendalam yang tiba-tiba) atau dari otoritas (guru, buku, ahli). Meskipun sering dikritik karena kurang empiris atau rasional, ini tetap menjadi bagian dari cara manusia belajar.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!