Mohon tunggu...
Devi Probosari
Devi Probosari Mohon Tunggu... Buruh Pabrik Cinta Damai

Buruh Pabrik Cinta Damai dan Ketenangan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Nongkojajar, Jalur (Indah) yang Terlupakan

3 Juli 2012   06:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:19 1158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tidak mengenal kemolekan Gunung bromo. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, Bromo menjelma menjadi magnet bagi wisata di Jawa Timur. Menawarkan suasana pegunungan yang indah dengan sensasi matahari terbit yang tiada bandingnya, bromo menjadi pilihan menarik untuk melepas penat pada akhir pekan atau musim liburan.

Keindahan Bromo tidak berhenti pada kesempurnaan ciptaan sang Maha Daya, kearifan local dan keragaman adat budaya yang mengakar kuat menjadi faktor  lain yang tidak kalah penting.  Warga sekitar Gunung Bromo secara rutin masih menjalankan ritual adat, seperti upacara kasada, memetri, dsb. Mereka juga masih memegang teguh nilai dan norma budaya tanpa menutup diri dari perubahan dan teknologi, hal ini mengingatkan saya bahwa beginilah Indonesia seharusnya, inilah jati diri bangsa yang sebenarnya, rendah hati dan penuh keramahan.

Seolah tak habis menebar pesona, Bromo masih menyimpan sejuta hal menakjubkan. Rupanya dibalik alur-alur jalan yang biasa ditempuh wisatawan ada jalur lain yang sering terlewatkan, Nongkojajar. Nongkojajar terletak di Kecamatan Tutur,Pasuruan. Nongkojajar atau Desa Wonosari dapat ditempuh melalui perjalanan selama kurang lebih 30 menit atau setara 21 km dari Purwodadi

Rute ini memang sedikit terlupakan,di banding jalur yang melewati Probolinggo, jalur Nongkojajar memang relatif lebih panjang dan berkelok. Namun demikian tidak ada salahnya sekali waktu menyempatkan diri untuk menikmati sisi lain pesona Bromo. (Dan anda akan jatuh cinta dibuatnya).

Dibalut kabut tipis, keindahan ini bersemayam. Rute pegunungan dengan pemandangan yang tak henti mengundang decak kagum. Kombinasi apik aroma hutan pinus dan  sejuknya hawa pegunungan mengisi rongga-rongga yang sebelumnya  penuh asap dan pulusi, menciptakan sensasi segar luar biasa. Tanah pertanian terhampar di sepanjang perjalanan, hijaunya berpadu sempurna dengan paparan biru langit, memanjakan mata. Seolah Tuhan mengguratkan lebih banyak warna dan rupa di sepanjang wilayah ini. Terbukti tidak hanya menampilkan keindahan yang memukau penglihatan, Rute ini menawarkan sudut pandang yang berbeda mengenai kehidupan dan manusia. Bagaimana masih kita saksikan kesederhanaan dan kebersamaan di sini, bagaimana warga sekitar berbaur, lebur menjadi satu kesatuan yang saling mendukung. Benar-benar Indonesia

Nongkojajar juga merupakan tanah sejarah. Dalam kapasitasnya, Nongkojajar menjadi saksi bisu dari kisah pelarian raja penguasa Jawa terdahulu, menjadi bagian dari perjuangan tanpa lelah pada era kemerdekaan. Semua akan terkupas jelas,pada jejak-jejak sejarah Nongkojajar, yang akan saya tulis selanjutnya. (hehehe)

Rute ini wajib menjadi daftar wisata bagi anda yang mencintai traveling. Menyuguhkan pengalaman dan keindahan yang benar-benar mahal untuk dilewatkan.

Kunjungi dan rasakan sendiri sensasinya.(^^)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun