Kesadaran diri seseorang diperlukan dalam pengenalan budaya asing atau budaya baru yang ada. Seseorang yang tidak memiliki kesadaran akan adanya budaya baru, maka akan terjadinya sebuah mispersepsi, miskomunikasi, dan misinformasi yang menyebabkan sebuah konflik. Konflik terjadi ketika adanya ketidakcocokan atau tidak adanya chemistry antar dua atau lebih pihak.Â
Jika tidak ditemukan kesadaran diri pada seseorang dalam memahami budaya dan membangun chemistry yang baik, maka akan timbul konflik. Konflik juga bisa menghambat kinerja anggota dalam mencapai tujuan bersama organisasi, maka dari itu diperlukan kesadaran diri yang baik di dalam setiap diri manusia.Â
Sebagai contoh, organisasi di dalam sekolah, yaitu OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah). Dalam OSIS pasti terdapat banyak siswa yang menjadi anggota dengan adanya latar belakang budaya dan kepercayaan yang berbeda.Â
Ketika masing-masing individu tidak menyadari hal tersebut, bisa saja kinerja setiap anggota akan terhambat karena munculnya konflik internal yang terjadi antar salah dua anggota atau lebih. Maka dari itu, bisa dilakukan proses orientasi pada anggota OSIS dalam rangka memperkenalkan diri mereka agar setiap anggota OSIS dapat mengenal satu sama lain dan membangun chemistry dalam bekerja untuk mencapai tujuan bersama OSIS.
2. Berkolaborasi atau berintegrasi dalam menyelesaikan konflik internal
Berkolaborasi di sini menunjukkan sebuah situasi di mana pihak-pihak yang terlibat konflik lebih mengutamakan win-win solution. Manajemen konflik ini, mendorong pihak yang merasa tidak puas dalam konflik ini, bekerja sama dalam mendapatkan solusi yang terbaik dan saling menguntungkan satu dengan yang lain.
Dalam kehidupan organisasi, skill menemukan solusi dalam sebuah organisasi juga menjadi salah satu kunci keberhasilan organisasi. Permasalahan dalam organisasi terus bermunculan, entah konflik internal ataupun eksternal.Â
Penyelesaian dengan cara kolaborasi merupakan cara yang terbaik yang bisa diaplikasikan ke dalam sebuah organisasi. Dengan cara ini, anggota organisasi akan secara tidak langsung mendiskusikan terkait solusi yang tepat akan suatu masalah dan berharap tidak ada pihak yang dirugikan.
3. Mengakomodasi suatu konflik