Mohon tunggu...
Desty Dwi Liana
Desty Dwi Liana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Happy Reading Guys!

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Terbentuknya Interaksi Sosial di Lingkungan Sekitar

18 Mei 2021   17:33 Diperbarui: 19 Mei 2021   09:27 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kondisi-kondisi yang menyebabkan pentingnya peranan keluarga dalam proses sosialisasi anak, ialah :

  1. Keluarga merupakan kelompok kecil yang anggota-anggotanya berinteraksi face to face secara tetap, dalam kelompok yang demikian perkembangan anak dapat di ikuti dengan seksama oleh orang tuanya dan penyesuaian secara pribadi dalam hubungan sosial lebih mudah terjadi.
  2. Orang tua mempunyai motivasi yang kuat untuk mendidik anak karena anak merupakan buah cinta kasih hubungan suami-istri. Anak merupakan perluasan biologi dan sosial orang tuanya. Motivasi yang kuat ini melahirkan hubungan emosional antara orang tua dengan anak. Penelitian-penelitian membuktikan, bahwa hubungan emosional lebih berarti dan efektif dari pada hubungan intelektual, dalam proses sosialisasi.
  3. Karena hubungan sosial dalam keluarga itu bersifat relative tetap, maka orang tua memainkan peranan sangat penting terhadap proses sosialisasi anak

Beberapa masyarakat telah mengadakan eksperimen yang bertujuan mengganti peranan keluarga terhadap sosialisasi anak. Eksperimen-eksperimen sosialisasi di luar lingkungan keluarga kadang-kadang tampak berhasil untuk sementara waktu, namundalam jangka panjang eksperimen semacam itu selalu mengalami kegagalan. Pengaruh yang bersifat kompleks dan harus dialami oleh anak-anak sosialisasinya dalam keluarga sulit atau tidak mungkin ditiru oleh institusi sosial yang lain.

Sosialisasi dalam keluarga mempunyai tujuan sosialisasi seperti mengerjakan bermacam-macam keterampilan, telah menjadi tugas sekolah atau institusi sosial yang lain. Dalam lingkungan keluarga terdapat tiga tujuan sosialisasi, yaitu orang tua mengajarkan kepada anaknya tentang penguasaan diri, nilai-nilai dan peranan-peranan sosial.

  • Penguasaan diri

Masyarakat menuntut penguasaan diri pada anggota-anggotanya. Proses mengajar anak untuk menguasai diri ini di mulai pada waktu orang tua melatih anak untuk memelihara kebersihannya sendiri. Ini merupakan tuntutan sosial pertama yang di alami oleh anak untuk latihan penguasaan diri. Tuntutan penguasaan diri ini berkembang dan yang bersifat fisik kepada penguasaan diri secara emosional. Anak harus belajar  menahan kemarahannya terhadap orang tua atau saudara-saudaranya. Tuntutan sosial yang menuntut agar anak menguasai diri merupakan pelajaran yang berat bagi anak.

  • Nilai-nilai

Bersamaan dengan latihan penguasaan diri ini kepada anak diajarkan nilai-nilai. Sambil melatih anak menguasai diri agar permainannya dapat dipinjamkan kepada temannya, kepadanya diajarkan nilai kerja sama. Sambil mengajarkan anak menguasai diri agar tidak bermain-main dahulu sebelum menyelesaikan pekerjaan rumahnya, kepadanya diajarkan tentang nilai sukses dalam pekerjaan. Penelitian-penelitian menunjjukan, bahwa keluarga memegang peranan terpenting dalam menanamkan nilai-nilai itu.

  • Peranan-peranan sosial

Mempelajari peranan-peranan sosial ini terjadi melalui interaksi sosial dalam keluarga. Setelah dalam diri anak berkembang kesadaran diri sendiri yang membedakan dirinya dengan orang lain, dia mulai mempelajari peranan-peranan sosial yang sesuai dengan gambaran tentang dirinya. Dia mempelajari peranannya sebagai anak, sebagai saudara (kakak/adik), sebagai laki-laki/perempuan, dan sebagainya. Proses mempelajari peranan-peranan sosial ini kemudian dilanjutkan di lingkungan kelompok sebaya, sekolah perkumpulan-perkumpulan, dan sebagainya.

Salah satu segi terpenting dalam proses sosialisasi itu adalah bagaimana memberikan motivasi kepada anak agar dia mau mempelajari pola-pola tingkah laku yang diajarkan kepadanya. Motivasi itu dibedakan menjadi dua tipe, yaitu ganjaran dan hukuman. Apabila proses sosialisasi itu lebih mendasarkan diri pada penggunaan ganjaran dalam motivasi, ini disebut sosialisasi positif atau partisipatif. Sebaliknya apabila dalam proses sosialisasi itu penggunaan hukuman lebih ditekankan, maka proses itu disebut sosialisasi negative atau represif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun