Mohon tunggu...
Yamin Mohamad
Yamin Mohamad Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Yuk, Manfaatkan Media Pembelajaran dari Lingkungan Sekitar

10 Maret 2024   14:29 Diperbarui: 11 Maret 2024   10:16 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru memperhatikan pekerjaan anak didik dalam pembelajaran tatap muka (PTM) di SDN Klender 01, Jakarta Timur (KOMPAS/AGUS SUSANTO)

Pagi itu menjelang siang, suasana pembelajaran siswa kelas 1 di teras ruang guru masih tetap gaduh. Anak-anak usia SD itu terpaksa belajar di teras karena kondisi ruang kelas yang rusak berat. (Tentang kerusakan ruang kelas, selengkapnya baca di sini).

Proses belajar di kelas rendah memang gaduh tetapi itu merupakan bagian dari keceriaan anak-anak. Pada fase itu, mereka sebagian besar memang cenderung aktif. Membuat mereka tenang sepanjang proses pembelajaran jelas tidak mungkin. Guru hanya dapat melakukan upaya yang mendorong mereka terlibat dalam proses pembelajaran. Apakah saya terganggu?

Awalnya tentu saja saya merasa terganggu saat sedang berkonsentrasi menyelesaikan sesuatu. Namun saya berusaha menikmatinya. Saya mencoba membangun persepsi bahwa kegaduhan anak-anak itu adalah kidung yang memesona atau suara pembacaan bait-bait puisi yang dengan ritme yang mengagumkan.

Dalam kegaduhan itu, saya keluar untuk melepas penat setelah berjam-jam duduk menatap layar laptop. Tampak guru kelas 1 tengah melakukan bimbingan satu per satu kepada siswa yang mengalami kesulitan memahami materi yang dipelajari. Beberapa siswa lain yang sudah selesai membuat tugas terlihat bergerak ke sana kemari. Dua orang siswa tampak sedang saling bercerita entah soal apa.

Tepat di depan pintu, seorang siswa sedang menulis tugas yang diberikan gurunya. Di sampingnya tergeletak sebuah kaleng plastik berisi biji asam. Sejumlah biji asam lainnya berserakan di lantai teras.

"Siapa yang bawa biji asam?" saya bertanya sambil menatap kaleng itu.

"Saya," kata siswa yang sedang menulis itu sambil mengangkat tangan dengan telunjuk yang berdiri tegak.

"Buat apa?"

"Buat itung-itungan, Pak."

"Pelajaran Matematika?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun