Mohon tunggu...
Nurul Pratiwi
Nurul Pratiwi Mohon Tunggu... Penulis - Fresh Graduate, Penulis

Tertarik dengan dunia literasi, jurnalistik, fotografi, psikologi, dan kesehatan mental.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Kesadaran Diri, Manajemen Waktu, dan Lingkungan Sekitar Kunci Pentingnya

23 Maret 2024   22:32 Diperbarui: 23 Maret 2024   22:44 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
unsplash.com/Domenico Loia

Sesungguhnya aku belum relate dengan topik ini kalau berkaitan dengan pekerjaan sebuah profesi tertentu. Jadi, aku akan menceritakan dalam konteks yang aku relate, work life ibadah balance  di bulan Ramadan ketika aku sudah selesai dari organisasi kampusku yang super padat, sekitar Ramadan 2020 M. 

Pada Ramadan 2020 itu aku sudah selesai dari segala keikutsertaan organisasi kampus dan kepanitiaan yang super padat mulai 2017-2019. Aku sebenarnya bukan tipikal morning person, tapi kalau aku memang tiba-tiba bisa berubah jadi morning person dalam satu hari atau beberapa hari itu, aku memilih untuk tidak tidur setelah Salat Subuh. Begitupun ketika bulan Ramadan yang mengharuskanku untuk menjadi morning person. Selain membaca Al Quran lebih dulu plus Al-Ma'tsurat, ketika jadwalnya olahraga, aku akan langsung berganti pakaian olahraga dan melakukan pemanasan. Lalu, berolahraga dan olahraganya bisa apa saja, tapi berhubung 2020 itu pandemi Covid, aku workout atau malah tidak berolahraga dan memilih beberes rumah. Setelah itu istirahat 30 menit, dan dalam waktu 30 menit itu aku membaca buku atau mulai buka gawai. 

Setelah itu, baru aku mengerjakan hal lain seperti tugas kuliah daring. Kemudian kalau sudah datang waktu salah lagi, Salat Zuhur misalnya, baru aku membaca Al Quran beberapa halaman, lalu melanjutkan aktivitas semisal belanja. Seterusnya kembali lagi demikian sampai malam tadarus.

Intinya, setelah aku menyadari samai di titik sekarang, untuk menyeimbangkan work life ibadah balance itu adalah kesadaran diri sendiri, manajemen waktu, juga lingkungan. Sejujurnya, lingkunganku di rumah kalau di rumah hanya berdua bersama kakak atau sendirian, itu cukup membantu agar seimbang antara work, life, dan ibadah.

Contoh ketika aku ada dalam masa 2017-2019 itu, apalagi 2018-2019, itu benar-benar tidak seimbang antara kuliah, organisasi, kehidupan pribadi, dan ibadah. Aku lebih cenderung berorganisasi dan kuliah kala itu. Namun, aku selalu berharap itu bisa menjadi ibadah di sisi Allah Swt. Allahumma Aamiin.

Penyebabnya ya lingkungan tidak mendukung untuk seimbang antara kuliah, berorganisasi, kehidupan pribadi juga kehidupan sosial, dan ibadah. Kalau kesadaran diri sendiri ya sadar, tapi lebih cenderung juga kesadaran itu tergerus oleh lingkungan. Jadinya memilih menyelesaikan tugas kuliah dan organisasi, daripada buka bersama keluarga, teman dekat, dan ibadah.

Manajemen waktu juga berpengaruh dan menjadi kunci penting. Aku meski sudah berada di lingkungan yang tepat, sudah ada kesadaran diri, tetap terdistraksi dengan manajemen waktu yang berantakan. Jadilah, sama saja.

Jadi, kesadaran diri, manajemen waktu, dan lingkungan sekitar itu mempengaruhi dan kunci penting. Namun, yang perlu diprioritaskan dan diperkuat itu adalah kesadaran diri dan manajemen waktu. Yaps, itu akan mampu menarik lingkungan sekitar yang lebih baik juga untuk kita bisa menyeimbangkan pekerjaan, kehidupan pribadi juga kehidupan sosial, dan ibadah.

Sudah tiga hari ini manajemen waktuku semakin bobrok. Namun, aku yakin aku bisa melewati semua ini demi bertumbuh ke arah yang lebih baik.

Semangat ya pembaca Kompasiana :) Puasa Ramadan kita masih ada dua minggu lagi :D

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun