Namun, anggapan ini juga menuai kritik. Para kritikus berpendapat bahwa dosen memiliki peran yang lebih kompleks dibandingkan buruh. Dosen tidak hanya mengajar, tetapi juga melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Selain itu, dosen memiliki otonomi yang lebih besar dalam menjalankan tugasnya dibandingkan buruh.
Terlepas dari pro dan kontra, wacana ini membuka ruang diskusi yang penting tentang kesetaraan dan keadilan dalam dunia kerja. Baik buruh maupun dosen sama-sama berhak atas upah yang layak, kondisi kerja yang aman, dan hak untuk berserikat dan memperjuangkan hak-hak mereka.Â
Pada akhirnya, yang terpenting adalah bagaimana kita memandang peran buruh dan dosen dalam masyarakat. Kita harus mengakui kontribusi mereka yang sama pentingnya bagi bangsa, dan memperjuangkan hak-hak mereka agar mereka dapat bekerja dengan layak dan sejahtera.
Buruh dan dosen memiliki banyak kesamaan dalam hal hubungan kerja, kontribusi, dan hak-hak mereka. Wacana untuk mengkategorikan dosen sebagai buruh membuka ruang diskusi yang penting tentang kesetaraan dan keadilan dalam dunia kerja.
 Penting untuk mengakui kontribusi penting kedua kelompok ini bagi bangsa dan memperjuangkan hak-hak mereka agar mereka dapat bekerja dengan layak dan sejahtera. Sebagai tambahan, perlu dicatat bahwa masih banyak ruang untuk berdiskusi dan bertukar ide tentang kesetaraan dan keadilan dalam dunia kerja. Kita harus terus berusaha untuk membangun masyarakat yang adil dan sejahtera bagi semua.
Jadi tak usahlah malu untuk mengakui bahwa dosen itu adalah buruh. Saya Dosen dan saya adalah buruh. Selamat Hari Buruh!