Mohon tunggu...
Deril Rajendra Anindyo
Deril Rajendra Anindyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Assalamualaikum! Saya Deril Rajendra Anindyo, saya merupakan Mahasiswa Sastra yang tinggal di Jakarta Selatan. Saya adalah orang yang sangat suka dan cinta dengan Sastra seperti Novel, Cerpen, hingga Film, akan tetapi saya juga mempunyai hoby selain dibidang Sastra yaitu bermain trik sulap. Dengan menulis apapun di Kompasiana, saya ingin membagi wawasan dan hiburan dengan apa yang saya punya kepada pembaca. Semoga apapun tulisan yang saya buat bisa menginspirasi siapapun yang membaca tulisan saya. Selamat Membaca!!!

Selanjutnya

Tutup

Film

Sama-sama Memancing Rasa Teror dan Ngeri Penonton Namun Berbeda, Inilah Perbedaan Genre Horor dan Thriller!

31 Januari 2024   06:44 Diperbarui: 2 Februari 2024   20:48 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber. https://www.indonesianfilmcenter.com/profil/index/director/9810/the-mo-brothers Timo Tjahjanto (kanan) & Kimo Stamboel (kiri).

Jumpscare sendiri adalah sebuah teknik dimana sebuah gambar atau objek yang menyeramkan muncul secara tiba-tiba dan diiringi oleh suara yang keras. dan tujuanya adalah untuk mengageti yang menyaksikannya.

Biasanya jumpscare dapat sering kita temui di video berkonten horor, film, game, dan wahana rumah hantu.

Film yang menggunakan teknik jumpscare untuk pertama kalinya di layar lebar pada tahun 1942 adalah film Cat People yang disutradarai oleh Jacques Tourneur.

Dalam suatu adegan, seorang perempuan sedang berjalan dan berlari di sebuah jalanan yang gelap dan tiba-tiba.. BOOM! sebuah bus muncul secara mendadak dan berhenti untuk menjemput perempuan tersebut.



Fakta yang lebih menariknya lagi adalah film Cat People ini ternyata jauh dari kata “horor”, melainkan film tersebut  bergenre drama yang artinya adalah Jumpscare merupakan teknik yang sering dipakai film horor, namun asal muasalnya tidak sama sekali dari genre horor.


Walaupun kemunculannya selalu membuat nyali menjadi ciut saat menyaksikannya, akan tetapi jumpscare bisa kita antisipasi atau prediksi kedatangannya. hal tersebut bisa dilakukan agar kita tidak menjadi korban jumpscare-jumpscare berikutnya
Yakni..

-Tetap tenang dan tetap melakukan antisipasi saat kemungkinan jumpscare datang.
-Ketahui isyarat audio yang terdengar sebelum jumpscare datang, biasanya jika  terdengar suara yang menyeramkan atau tiba-tiba suasana menjadi sunyi setelah suara menyeramkan itu hilang, maka kemungkinan besar disitulah jumpscare akan muncul.
-Memperhatikan pergerakan kamera seperti kamera yang menyorot ke sudut-sudut ruang tertentu, karena terkadang dari situlah  jumpscare mengejutkan penonton.
-Jangan mudah tertipu, dengan adegan menyeramkan yang ternyata masih terlihat belum menunjukkan jumpscare karena biasanya setelah itulah jumpscare yang asli muncul.

(Sumber. duniaku.com)

Perlu diketahui juga bahwa film horor biasanya memiliki sebuah jumpscare palsu, teknik yang dimana kita dikejutkan oleh sesuatu yang bukan hantu atau hal yang menyeramkan lainnya, melainkan hanyalah gimik yang diiringi suara keras sehingga berpotensi dapat mengejutkan penontonnya. oleh karena itu, inilah yang membuat film horor mempunyai daya tariknya sendiri bagi penggemarnya.

Jika di film bergenre drama, penonton lebih disajikan dengan adegan emosional dan menguras air mata, akan tetapi di genre horor penonton akan dibuat takut, merinding, sekaligus terkejut karena efek jumpscare yang disajikan. sehingga membuat kita menjadi teriak, puas dan tertawa karena kengeriannya yang begitu seru!

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun