Mohon tunggu...
Deril Rajendra Anindyo
Deril Rajendra Anindyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Assalamualaikum! Saya Deril Rajendra Anindyo, saya merupakan Mahasiswa Sastra, dan tinggal di Jakarta Selatan. Saya adalah orang yang begitu tarik besar dengan kepenulisan atau cerita fiksi, akan tetapi saya juga mempunyai hoby di bidang kepenulisan yaitu bermain Sulap. Akan tetapi dengan menulis artikel di Kompasiana, saya mampu membagi wawasan dan hiburan dengan apa yang saya punya kepada pembaca. Dan semoga apapun Tulisan yang saya buat bisa menginspirasi siapapun yang membaca Tulisan saya. Selamat Membaca!!!

Selanjutnya

Tutup

Film

Sama-sama Memancing Rasa Teror dan Ngeri Penonton Namun Berbeda, Inilah Perbedaan Genre Horor dan Thriller!

31 Januari 2024   06:44 Diperbarui: 2 Februari 2024   20:48 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber. https://www.idntimes.com/hype/entertainment/sita-amalia/10-adu-gaya-hantu-pengabdi-setan-vs-danur-2-sereman-mana-1 & https://m.imdb.com/title/

-Gangguan stres pasca trauma

Dampak KDRT juga akan mengakibatkan risiko gangguan stres pasca trauma yang dialami sang anak akibat hidup di lingkungan yang penuh kekerasan.

Meski terhindar dari kekerasan fisik, trauma yang ditimbulkan dari kekerasan rumah tangga tersebut ternyata berdampak pada perkembangan otak anak dan mengalami perubahan sifat, perilaku, dan kebiasaan yang menyebabkan anak mengalami perubahan pola tidur, cepat marah, sulit konsentrasi, mengalami mimpi buruk, hingga terkadang berpotensi melakukan kembali aspek-aspek pelecehan traumatis yang mereka amati pada orang lain.

-Depresi

Seorang anak yang lahir dan tumbuh di lingkungan yang toxic dan penuh kekerasan. akan berisiko tinggi mengalami depresi, kesedihan, gangguan konsentrasi, dan gejala depresi lainnya hingga tumbuh dewasa.

(Sumber. Halodoc)

Hal inilah yang mendorong Sutradara yang juga memiloti film superhero wanita Indonesia bernama Sri Asih, menjadi mantap untuk mengangkat film dengan tema yang sangat berhubungan dengan kehidupan yang terjadi di Indonesia ini. agar filmnya mampu memberikan pelajaran dan nilai moral kepada penontonnya melalui film bergenre thriller dengan nyawa horor di dalamnya.

Saya pengen sekali bikin cerita ini, supaya tidak ada lagi perempuan-perempuan seperti Renatta , dan tidak ada lagi laki-laki seperti Edwin. karena mungkin laki-laki itu mempergunakan dalil-dalil atau keyakinan itu, untuk melakukan pembenaran terhadap apa yang dia lakukan.” kata Upi.

Sumber. https://youtu.be/HYzzoV9peCc?si=blM6xJbYPiKm5BRF
Sumber. https://youtu.be/HYzzoV9peCc?si=blM6xJbYPiKm5BRF


Pada saat acara Konferensi pers film Sehidup Semati , Upi juga memberi pesan moral dari dirinya sendiri yang ternyata pernah ia dengar lewat omongan Kyai, bahwa kita harus berguru dengan guru yang benar, dan jangan sampai berguru dengan guru yang salah.

Jika kalian berguru, pilihlah guru yang benar. karena kalau kalian gurunya salah, yaa akan lahirlah laki-laki seperti Edwin. jadi memang pilihlah guru yang benar dan tepat gitu, eeh itu saya dengar dari kyai juga ya hehe”.
Tutur Sutradara wanita yang pernah memenangkan penghargaan FFI ini.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun